Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Kebijakan Menteri Susi Buat Nelayan Makin Sengsara'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meninjau ulang kebijakan pelarangan transhipment atau pemindahan muatan di laut lepas karena dinilai merugikan nelayan.

"Kebijakan Ibu Menteri telah membuat nelayan semakin sengsara. Saya pikir kebijakan menteri banyak terobosan yang berpihak untuk kesejahteraan nelayan, ternyata terbalik," kata Ketua Kelompok Fraksi PKB Komisi IV DPR Daniel Johan di Jakarta, Rabu (21/1/2015).

Daniel mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan didirikan di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) agar nelayan lebih sejahtera.

"Fraksi PKB akan memastikan agar Ibu Menteri menjamin hal itu. Yang harus kita hadapi adalah rongrongan asing, bukan nelayan dan pengusaha perikanan dalam negeri," katanya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Barat itu mengatakan, kedaulatan di bidang maritim harus terkait langsung dengan meningkatnya kesejahteraan nelayan Indonesia.

Menurut Daniel, dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi IV dengan Asosiasi dan Perwakilan Nelayan seluruh Provinisi, Rabu (21/1/2015), terungkap bahwa kebijakan pelarangan transhipment membuat nelayan kehilangan pembeli dan membuat hasil tangkapan mereka terpaksa dibuang.

Kebijakan ini, kata Daniel, juga membuat pasokan ikan di tingkat konsumen jauh berkurang sehingga harga di pasar jadi melambung. Para nelayan, kata Daniel, setuju pelarangan transhipment bila diberlakukan untuk kapal yang langsung ekspor ke luar negeri.

Menurutmya, keluhan juga disampaikan nelayan budidaya kerapu yang merupakan komoditi unggulan perikanan laut. Ekspor ikan kerapu yang mencapai 45 juta dolar AS per tahun merupakan sumber devisa negara yang menghidupi 100.000 KK nelayan.

Lokasi budidaya yang tersebar dari Maluku, Sulawesi, NTT, Jawa, hingga Sumatera tidak memungkinkan sentralisasi pintu ekspor. Bila kebijakan ini diteruskan maka ratusan ribu nelayan akan kehilangan pekerjaan dan negara mengalami kerugian besar dari hilangnya retribusi ekspor.

"Indonesia harus bersiap-siap kehilangan pasar dunia yang akan beralih ke Malaysia, Filipina, dan Vietnam," kata Daniel.

Terhadap persoalan itu, kata Daniel, Komisi IV DPR akan bertanya langsung kepada Menteri Susi. "Hari Senin (26/1/2015) kita akan memastikan hal itu kepada Ibu Menteri, dan bila benar nelayan menjadi miskin karena kebijakannya, kami minta Ibu Menteri segera mencabut," tegas Daniel Johan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: