Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Stimulus ECB Redam Isu Negatif Domestik

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Sentimen positif dari perekonomian global, seperti penggelontoran stimulus dari Bank Sentral Eropa (Europan Central Bank/ECB) telah meredam dampak negatif domestik dari perselisihan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri terhadap pasar finansial, kata Ekonom senior Bank Standrard Chartered, Fauzi Ichsan. "Apakah Anda melihat kurs rupiah kemarin melemah, nilah indeks (IHSG) menurun. Tidak. Ini berarti iklim investasi lebih memperhatikan faktor besar dari global," kata Fauzi dalam Seminar "Global Research Briefing 2015" di Jakarta, Senin (26/1/2015).

Fauzi mengatakan pernyataan dari pihak ECB untuk penggelontoran stimulus (quantitive easing) sebesar 60 milliar euro akan menutup bayang-bayang sentimen negatif dari kekisruhan domestik. Stimulus dari ECB ini yang dinilai Fauzi, telah menopang penguatan rupiah menjadi Rp 12.400 per dollar AS pada dan menguatkan IHSG di level sekitar 5.300 pada Jumat (23/1/2015), ketika kekisruhan dua lembaga penegak hukum itu memuncak.

Menurut Fauzi, stimulus ECB juga mampu meredakan sedikit kekhawatiran atas ketidakpastian penaikan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve dari 0,25 persen, yang bisa memicu pembalikan arus modal. Lebih lanjut, Fauzi mengatakan, sentimen negatif domestik juga tertutupi dengan kesan positif investor terhadap kebijakan reformasi struktural perekonomian yang dijalankan pemerintah seperti pengalihan belanja subsidi BBM ke belanja sektor produktif.

Selain pengalihan belanja subsidi, rencana pemerintah untuk memberikan penyertaan modal negara sebesar Rp 48 triliun kepada puluhan BUMN juga memberikan kesan positif investor, karena dapat mengekspansi pembangunan. "Dengan kenaikan harga BBM sebelumnya, meskipun tanpa dukungan parlemen dan merupakan kebijakan tidak populer, itu membuktikan reformasi di perekonomian telah dimulai," ujar dia.

Fauzi memperkirakan investor percaya kekisruhan KPK vs Polri hanya bersifat sementara dan dia menekankan dampak perselisihan itu tidak akan mempengaruhi kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo. "Itu juga tidak akan membuat dampak lainnya, seperti 'reshuffle' kabinet, dan apalagi 'impeachment'," ujar dia.

Ekonom Standard Chartered lainnya, Eric Sugandi menambahkan Indonesia akan merasakan dampak positif dari stimulus ECB di pasar finansial, setidaknya hingga The Federal Reserve memastikan penaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate). "Kita perkirakan September 2015 naik The Fed, tapi itu bisa terlambat tergantung pemulihan proses ekonomi AS," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: