Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko Sofyan Yakin Pertumbuhan 5,7 Persen Tercapai

Warta Ekonomi -

WE Online, Beijing - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan optimis pertumbuhan ekonomi 5,7 persen akan tercapai dan berdampak positif bagi ekonomi nasional.

"Kita harus tetap optimis, meski penurunan angka asumsi tersebut seolah-olah pertumbuhan ekonomi kita akan menurun," katanya di Beijing, Selasa (27/1/2015), usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.

Optimisme itu antara lain dikarenakan Indonesia terus berbenah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan kemudahan layanan perijinan.

"Kemarin kita baru meresmikan layanan perizinan satu pintu, jadi para calon investor cukup dapat ke BKPM untuk mendapat perijinan berinvestasi dimana pun di wilayah Indonesia yang potensial," ujarnya.

Dengan iklim investasi yang semakin baik, perijinan yang mudah, upah sumber daya manusia yang kompetitif, banyak investor akan datang ke Indonesia sehingga ekonomi pun dapat tumbuh positif sesuai yang ditargetkan, kata Sofyan Djalil.

"Investor, jelas tidak hanya dari Tiongkok tetapi juga negara lain unuk berbagai sektor. Jadi, sepanjang iklim, layanan, dan sarana mendukung investor akan datang, dan ekonomi akan tumbuh," ujarnya menegaskan.

Selain itu, meski perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia.

"Dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok, terjadi over capacity di segala hal di dalam negerinya, harga barang akan deflasi, biaya investasi menjadi lebih murah, sehingga ini kesempatan juga bagi Indonesia untuk menarik mereka menanamkam modalnya di Indonesia, bahkan memindahkan basis industrinya di Indonesia. Jadi dengan beberapa upaya dan peluang tersebut, maka kita harus optimis. Itu modal utama agar pertumbuhan ekonomi kita justru dapat mencapai, bahkan melalui dari yang sudah ditetapkan," tutur Sofyan.

Komisi XI DPR dan pemerintah menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 5,7 persen tahun ini setelah melalui lobi sengit di sela rapat pembahasan RAPBN Perubahan 2015.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan pemerintah akan berupaya mencapai target 5,7 persen. Menurutnya, ada tambahan dorongan 0,1 persen terhadap pertumbuhan dari stimulus moneter (quantitative easing) bank sentral Eropa (ECB).

"Meskipun kita tidah boleh terlalu berharap. Ketika diluncurkan 2008, (dampak) QE AS ada time lag 1-2 tahun. Waktu itu juga Tiongkok sedang tinggi-tingginya, masih dua digit, sehingga ekonomi dunia booming. Sekarang ekonomi Tiongkok sedang tidak bagus. Ada perkiraan 2015 di bawah tujuh persen," kata Bambang.

Untuk mencapai 5,7 persen, lanjutnya, pemerintah akan mengandalkan belanja APBN untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Sementara itu, asumsi inflasi disepakati 5 persen, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan 6,2 persen, dan nilai tukar rupiah Rp12.500 per dolar AS.

Sedangkan asumsi lifting minyak dan gas serta harga minyak (Indonesia crude price) masih dibahas dengan Komisi VII. Seluruh asumsi makroekonomi ini akan dibahas kembali di tingkat Badan Anggaran (Banggar) DPR. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: