Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Realisasi Investasi BKPM 2014 Lampaui Target (Bagian II-Habis)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada hari Rabu (28/1/2015) merilis realisasi investasi triwulan ke-IV dan Oktober-Desember 2014. Realisasi investasi periode tersebut sebesar Rp 120,4 triliun yang berasal dari dua kategori, yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Pada periode IV tahun 2014 dan bulan Januari hingga Desember 2014 muncul sejumlah pemain baru, baik itu di PMA maupun PMDN. Salah satu pemain asing yang baru adalah Tiongkok yang sudah memulai beberapa proyeknya, di antaranya Pabrik Semen di Kalimantan Selatan dan Listrik di Sumatera Selatan.

Untuk pemain domestik sendiri, selama ini didominasi oleh provinsi dari Pulau Jawa dan pemain lama seperti Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Namun, dalam lima tahun terakhir muncul beberapa pemain baru dari luar Jawa.

Salah satu pemain dari luar Jawa, Kalimantan Timur bahkan berada peringkat lima besar dalam lima tahun terakhir. Pemain baru lainnya seperti Riau pada tahun 2011 dan Kalimantan Selatan pada tahun 2013. Munculnya pemain baru tersebut diharapkan disusul oleh provinsi lain.

"Semakin banyak pemain baru muncul semakin bagus, berarti produk dan teknologi akan semakin variatif," sebut Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis.

Perkembangan realisasi investai berdasarkan sektor dibedakan menjadi tiga, yakni primer berupa industri makanan dan jasa; sekunder berupa pertambangan, perkebunan, pertanian, dan properti; serta tersier berupa transportasi, gudang, dan telekomunikasi.

Dalam perkembangannya, tiga sektor tersebut mengalami kondisi yang bervariasi di mana sektor primer mengalami peningkatan dari Rp 61,1 triliun menjadi Rp 75,2 triliun. Sektor sekunder turun dari Rp 149,9 triliun menjadi Rp 140,1 triliun dan tersier meningkat dari Rp 59,4 triliun menjadi Rp 91,7 triliun.

95 Proyek Belum Terealisasi

Dalam laporan tersebut juga diungkapkan terdapat sekitar 95 proyek belum terealisasi. Untuk nilai investasi mencapai Rp 400 triliun lebih. Dijelaskan, proyek yang belum terealisasi tersebut didominasi dari sektor sekunder dan tersier, di antaranya perkebunan, perikanan, listrik, semen, dan air.

Ashar Lubis mengatakan belum terealisasinya beberapa proyek tersebut disebabkan beberapa masalah yang berbeda-beda tiap investor. Kendala kebanyakan muncul dalam pembebasan lahan dan perizinan dengan daerah. Tahun ini pihaknya optimis dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah dan kementerian terkait.

"Jika dulu kita harus mendatangi investor saat ini mereka ada di sini. Jadi, koordinasi lebih mudah," katanya.

Melihat perkembanngan sektor investasi, BKPM lebih berorientasi pada sektor primer dibanding sekunder dan tersier. Hal itu sebab sektor primer berupa kebutuhan jasa, makanan, dan obat-obatan lebih banyak dibutuhkan apabila dibandingkan sektor sekunder dan tersier. Selain itu, proses realisasi dari sektor primer juga lebih mudah dibanding dengan dua sektor lainnya. "Karena kebutuhan masyarakat saat ini kebanyakan untuk konsumsi," ujar Azhar Lubis.

Untuk tahun 2015, BKPM memiliki target peningkatan terhadap tiga sektor tersebut. Untuk prosentasenya, lebih berharap pada 50% untuk sektor primer dan 50% untuk sekunder serta tersier. "Karena kebutuhan kita paling banyak kebutunan konsumsi," pungkasnya.

Penulis: Agus Aryanto

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: