Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur BI: Seluruh Ekonomi Dunia Alami 'Twin Shock'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa meskipun perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi yang baik dan stabil, namun tetap perlu mewaspadai situasi ekonomi global.

Hal ini dikatakannya saat menghadiri Economic & Market Outlook 2015: Time to Take Off di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (29/1/2015). Acara ini dihadiri juga oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa saat ini di seluruh dunia sedang mengalami kondisi yang disebut twin shock. Shock pertama adalah harga minyak turun. Dampak dari kondisi ini akan langsung terasa kepada negara-negara yang net eksporter di mana akan mengalami situasi yang sulit. Sedangkan, bagi negara-negara berkembang justru akan memberikan manfaat.

"Negara seperti Arab Saudi di mana 90% penerimaan besarnya dari minyak dan gas sekarang sulit. Rusia yang 70% daripada ekspornya minyak dan gas juga sulit. Tetapi, negera Indonesia mendapat manfaat karena harga minyak jauh lebih rendah," jelasnya.

Shock kedua, lanjutnya, adalah penguatan dolar AS. Normalisasi daripada ekonomi Amerika termasuk normalisasi kebijakan moneternya memperlihatkan bahwa dolar AS akan terus menguat dan Fed fund rate juga akan menigkat dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

"Kondisi daripada AS yang menguat dan terjadinya peningkatan bunga di AS pada saat sekarang ini masih ditahap yang sangat awal. Meskipun belum dilakukan kenaikan tingkat suku bunga pun, namun dampaknya sudah terlihat," tambahnya.

Untuk itu, Agus berpendapat agar Indonesia untuk tetap mewaspadai kedua shock tersebut dengan cara mewaspadai dan memperkuat pada tiga salurannya, yakni pertama pertumbuhan ekonomi, kedua harga komoditas, ketiga keuangan.

"Kita harus waspada lihat kondisi dunia berkembang seperti apa dan dampaknya ke Indonesia karena bisa melalui pertumbuhan ekonomi yang lemah, harga komoditas yang lebih rendah, atau shock karena keuangan," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: