Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Dorong Pelatihan UMKM

Warta Ekonomi -

WE Onlina, Pontianak - Bank Indonesia mendorong berbagai macam pelatihan untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), agar para pengusaha kecil tersebut dapat memanfaatkan bahan baku lokal untuk menghasilkan produk-produk berorientasi ekspor.

"Dalam hal ini kita ingin membentuk pengusaha-pengusaha kecil dan meningkatkan produksi dalam negeri. Melalui itu, impor semakin lama akan dikurangi dan ikut menjaga stabilitas perekonomian," kata Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara saat meluncurkan Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia angkatan VII Kalimantan Barat dan Pontianak di Pontianak, Jumat (30/1/2015).

Inkubator Bisnis UMKM BI angkatan VII di Pontianak diikuti oleh sekitar 27 orang dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam kesempatan itu pula, Mirza mewisuda 29 orang peserta Inkubator Bisnis UMKM BI angkatan VI.

Mirza mengatakan, pelatihan dalam Inkubator ini diawali dengan upaya meningkatkan motivasi usaha pada peserta, kualitas produksi, pengemasan, pemasaran, dan distribusi. Pelatihan dari berbagai aspek itu juga bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pelaku UMKM ke perbankan.

Para peserta mendapat pelatihan di Inkubator BI selama 6 bulan. Sebelum di wisuda, para peserta diwajibkan untuk memiliki usaha dengan memiliki badan usaha dan usaha tersebut harus sudah menguntungkan. Setelah lulus, tenaga pendamping juga ikut memfasilitasi konsultasi pada lulusan inkubator selama satu tahun.

Kantor Perwakilan BI Kalimantan Barat juga berencana untuk mendirikan "UMKM Center" yang akan memfasilitasi konsultasi bagi para alumni Inkubator selama seumur hidup.

Mirza mengatakan, dengan merambahnya UMKM ke pasar ekspor, para pelaku usaha kecil dapat berkontribusi menambah cadangan devisa negara sehingga dapat turut serta menjaga stabilitas moneter.

Salah satu alumni Inkubator, Rendra Oxtora, mengaku kini sudah memiliki delapan gerai konveksi, percetakan, dan sablon di Pontianak dengan merek "Silok". "Modal saya bisa dikatakan hanya lewat 'facebook' untuk pemasaran baju saya awalnya. Terus berkembang dan ada 8 gerai," kata dia.

Usaha Rendra dimulai pada 2011. Saat Rendra mengikuti Inkubator, usahanya sudah berjalan pada tahap awal. "Saya paling banyak dibantu dari Inkubator tentang akses pemasaran. Melalui Inkubator saya sering ikut pameran," ujar dia.

Dengan berkembangnya usaha tersebut, Rendra mengaku mendapat omset sebesar Rp 30-40 juta per bulan dari delapan gerai itu. Laba bersih yang dia peroleh sebesar 30 persen dari total omset itu. "Sekarang saya jadi pendamping untuk angkatan Inkubator yang baru secara cuma-cuma, tidak dibayar," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: