Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Blusukan' Demi Swasembada Pangan (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Meraih swasembada pangan merupakan salah satu visi yang tercantum dalam sembilan agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang biasa disebut dengan Nawacita.

Menurut Jokowi, Indonesia harus sudah bisa mandiri atau swasembada pangan dalam tiga tahun. "Tidak boleh ditawar," ujarnya.

Untuk mencapai kemandirian pangan tersebut, dalam tiga bulan terakhir Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah "blusukan" atau berkunjung ke lebih dari 20 provinsi dan 60 kabupaten di seluruh Indonesia untuk melihat langsung dan memetakan masalah yang dihadapi di sektor pertanian.

"Dalam tiga bulan mendatang kami masih akan mengunjungi beberapa daerah lagi, karena total akan ada 200 lokasi yang menjadi sasaran kami," tuturnya.

Berdasarkan pengamatan Mentan setelah melakukan kunjungan kerja di sejumlah daerah tersebut, masalah-masalah pertanian seperti kerusakan irigasi, rendahnya penyerapan benih, keterlambatan distribusi pupuk, kekurangan tenaga penyuluh dan minimnya penggunaan alsintan telah mengakibatkan Indonesia kehilangan peluang produksi sebesar 20 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun.

"Pada tahun 2014 irigasi rusak di seluruh Indonesia mencapai 52 persen dengan luas lahan 3,3 juta hektare," ungkapnya.

Kerusakan irigasi dan kendala-kendala pertanian tersebut juga ditemukannya saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, beberapa hari yang lalu.

Di Sukoharjo, Kementan memberikan bantuan pembangunan saluran irigasi pada 4.500 hektare lahan pertanian, 134 unit alsintan, pupuk dan benih padi gratis untuk 1.000 hektare lahan, sarana produksi jagung gratis untuk 3.000 hektare lahan, tiga ton benih kedelai unggulan untuk 1.000 hektare lahan, serta pupuk ciunik dan benih padi organik gratis untuk 5.000 hektare lahan.

Amran mengharapkan dengan seluruh bantuan yang disalurkan, petani-petani di Sukoharjo dapat meningkatkan produktivitasnya hingga 20-30 persen.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu lumbung padi di wilayah Jawa Tengah dengan nilai rata-rata produksi padi 9,1 ton per hektare GKG dalam satu kali panen.

Sedangkan di Ngawi dan sekitarnya, Kementan bekerja sama dengan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) merehabilitasi irigasi dengan memperbaiki 16 dam atau bendungan.

Salah satu dam yang sedang dikerjakan proyek pengerukannya karena telah mengalami pendangkalan lebih dari lima meter yaitu Dam Budengan yang terletak di Desa Legundi, Kecamatan Karangjati, Ngawi.

"Penambahan luasan dam Legundi ini dapat digunakan untuk mengairi 850 hektare sawah, kalau dikalikan 16 dam serupa maka luasan sawah yang bisa diairi mencapai 13 ribu hektare," papar Amran.

Selain itu, Kementan juga memberikan 800 unit traktor tangan, 377 unit pompa air, pupuk dan benih gratis untuk kelompok tani se-Jawa Timur.

Sebelumnya dalam jangka waktu yang berdekatan Amran juga mengunjungi beberapa daerah lain seperti Kabupaten Lebak, Banten dan Kabupaten Kuningan, Jabar.

Dalam setiap kunjungannya, ia tidak hanya berdialog dengan pemerintah setempat, namun juga turun langsung ke lokasi persawahan dan mengecek proyek-proyek yang sedang berjalan.

"Bicara tentang pertanian kita tidak bisa melakukan sendiri, harus ada langkah-langkah perbaikan melalui kerja sama dengan seluruh 'stakeholders' (pemangku kepentingan) mulai dari pemerintah, kepala desa, petani, babinsa, penyuluh, bahkan akademisi," tuturnya. (Ant/Yashinta Difa Pramudyani) BERSAMBUNG

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: