Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komisi XI: Kaltim Harus Atasi Masalah Turunnya Pertumbuhan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Balikpapan - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diminta segera melakukan aksi nyata pada berbagai sektor potensial untuk mengatasi menurunnya angka pertumbuhan ekonomi daerah setempat dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami prihatin dan khawatir, ekonomi Provinsi Kaltim hanya tumbuh sekitar 2 persen, sementara inflasi sangat tinggi," kata Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhammad di Balikpapan, Jumat (27/2/2015), sesaat sebelum melanjutkan kunjungan kerja ke Kabupaten Berau, Kaltim.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2015 tercatat hanya 2,02 persen, sementara inflasi mencapai 7,66 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur disebabkan industri ekstraktif atau pertambangan khususnya batu bara yang menjadi andalan ekspor juga sedang mengalami kelesuan.

Permintaan ekspor batu bara dari Tiongkok sebagai salah satu negara tujuan utama menurun, selain juga harga komoditas tersebut sedang anjlok, dari pernah mencapai 120 dolar AS, kini hanya di kisaran 70 dolar AS per ton.

"Gubernur harus segera mengambil langkah-langkah yang berani untuk menahan laju penurunan pertumbuhan ini, malah harus bisa kembali menaikkan percepatannya," lanjut mantan Gubernur Gorontalo itu.

Menurut Fadel, Komisi XI DPR tidak puas dengan paparan yang disampaikan tim Pemprov Kaltim mengenai berbagai rencana pembangunan, yang ujung-ujungnya hanya meminta otonomi khusus. "Otsus (otonomi khusus) itu kami mengerti. Kami juga segera mengajukan revisi UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah," tegas Fadel.

Terkait melemahnya perekonomian Kaltim sebagai dampak turunnya kinerja sektor pertambangan, juga dirasakan pengaruhnya oleh PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan.

Menurut General Manager PT Angkasa Pura I, Wendo Asrul Rose, pertumbuhan penumpang di Bandara Sepinggan pada 2014 hanya sekitar 5,6 persen, dari 7,2 juta pada 2013 menjadi 7,6 juta penumpang. "Padahal pada tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 'double digit' atau di atas 10 persen. Seperti pada 2013 yang tercatat sekitar 13 persen," tutur Wendo. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: