Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Dunia Berbalik Naik dalam Perdagangan Fluktuatif

Warta Ekonomi -

Harga minyak dunia berbalik naik pada hari terakhir minggu perdagangan fluktuatif Jumat (27/2/2015) (Sabtu (28/2/2015) pagi WIB), karena para pedagang mempertimbangkan pasokan global yang berlimpah dan pertumbuhan lambat dalam perekonomian dunia.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 1,59 dolar AS menjadi ditutup pada 49,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sehari setelah WTI jatuh hampir tiga dolar AS.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan global, melonjak menjadi menetap di 62,58 dolar AS per barel, naik tajam 2,53 dolar AS dari tingkat penutupan Kamis (26/2/2015). WTI, setelah jatuh pada awal 2015 ke tingkat terendah dalam enam tahun, telah berayun liar pada Februari, tetapi akhirnya mengakhir bulan lalu dengan sekitar 1,5 dolar AS lebih tinggi. Sebaliknya, Brent telah naik sekitar 12 dolar AS.

Minyak mentah telah kehilangan sekitar 50 persen nilainya sejak Juni tahun lalu. "Kami sudah semacam mencapai bagian terbawah dan harga hanya menari-nari," kata Michael Lynch dari Strategic Energy & Economic Research, mengacu pada pasar minyak New York.

Dalam sesi perdagangan Jumat (27/2/2015), Lynch mengatakan, "dampak terbesar adalah dari penurunan data operasional rig AS, yang menunjukkan kita akan melihat produksi "shale" (serpih) lebih rendah daripada yang diantisipasi, dan komentar dari Arab Saudi bahwa pasar mungkin akan datang kembali ke dalam keseimbangan," Lynch mencatat bahwa jumlah rig pengeboran minyak mentah AS yang beroperasi menurut data perusahaan jasa minyak Baker Hughes AS, turun 33 rig pada pekan ini, menandai penurunan lebih lambat dari yang terlihat baru-baru ini, yang telah mencapai sekitar 90 rig per minggu.

Departemen Energi AS (DoE) melaporkan persediaan minyak AS minggu ini menunjukkan melompat lebih dari delapan juta barel minyak mentah mencapai rekor 434,1 juta barel. "Ini berombak di sekitar tempat itu," kata Bart Melek dari TD Securities. "Pada intinya kita menanggapi pandangan pasokan akan jatuh," tambah Bart.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: