Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berlomba Memancarkan Wifi dari Udara

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Perusahaan teknologi terkemuka dunia berlomba-lomba mengembangkan infrastruktur internet yang dapat memberikan akses yang cepat dan merata ke seluruh dunia secara gratis.

Jika sebelumnya ada yang meyakini bahwa siapa yang menguasai minyak bumi maka dia akan menguasai dunia, sepertinya keyakinan itu perlahan mulai bergeser. Dengan makin signifikannya peran teknologi internet dalam kehidupan manusia, makin jelas terlihat bahwa siapa yang dapat mengontrol infrastruktur internet maka dialah yang akan memiliki kekuatan besar.

Sejak akhir tahun lalu, Connectivity Lab milik Facebook telah mengembangkan drone bertenaga matahari yang berperan dalam mengembangkan konektivitas dengan memancarkan wifi. Selain itu, Facebook juga ikut aktif dalam organisasi nirlaba Internet.org yang bertujuan menghadirkan akses internet untuk dua pertiga populasi dunia yang belum mempunyai akses. Di sini Facebook bekerja dengan perusahaan telekomunikasi Ericsson, Nokia, perusahaan perangkat lunak Opera, dan lain-lain.

Tak mau ketinggalan, raksasa internet Google mengembangkan Project Loon. Media yang dipakai oleh Google untuk proyeknya ini ialah balon yang mengambang di stratosfer dan memancarkan wifi ke tempat-tempat terpencil. Ini berbeda dengan drone Facebook yang terbang rendah. Tak cuma sampai di situ, akhir Januari lalu, Google dikabarkan menggandeng SpaceX, perusahaan eksplorasi angkasa swasta, untuk mengembangkan pemancar wifi lewat satelit. SpaceX merupakan perusahaan swasta pertama yang memperoleh kontrak dari NASA untuk mengirim stok perbekalan ke stasiun antariksa internasional (International Space Station). SpaceX juga mengembangkan roket yang dapat mendarat kembali dengan mulus, sehingga dapat dipakai lebih dari satu kali.

Google sendiri dikabarkan akan menggelontorkan dana hingga lebih dari US$1 miliar untuk mensponsori pengembangan satelit pemancar wifi tersebut. Sampai berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi baik dari Google maupun dari SpaceX mengenai total investasi yang digelontorkan oleh Google. Menurut laporan yang beredar, nantinya SpaceX akan menciptakan satelit yang menyebarkan internet berbiaya murah ke seluruh dunia.

Dalam rilis resmi perusahaan disebutkan, dengan bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk menyebarkan spektrum selular, perusahaan dapat memberi koneksi internet pada ponsel maupun perangkat LTE lainnya. Sinyalnya melewati "ballon network" dan terpantul kembali ke jaringan internet global di bumi.

Sebelumnya, di sela peresmian kantor baru SpaceX di Seattle, Amerika Serikat, pendiri sekaligus pemilik perusahaan tersebut, Elon Musk, sudah terlebih dahulu memberikan bocoran mengenai proyek ini. Musk mengatakan SpaceX akan meluncurkan jaringan komunikasi yang luas lewat satelit yang mengorbit bumi.

Lebih lanjut Musk menjelaskan bahwa jaringan tersebut akan memiliki dua peran penting. Pertama, meningkatkan kecepatan aliran data di internet, dan kedua, memberikan akses internet yang high-speed dan low-cost ke lebih dari tiga miliar penduduk dunia yang masih memiliki akses yang terbatas ke web. "Fokus kami ialah menciptakan sistem komunikasi global terbesar dari apa pun yang pernah dibahas orang sebelumnya," ujar Musk (17/1/2015), seperti dikutip dari Bloomberg Businessweek.

Bisnis baru ini, walau terkesan sangat ambisius, bukan tidak mungkin diwujudkan. Musk memang terkenal dengan visinya yang fantastis dan ambisius (lihat boks). Untuk satelit komunikasi ini, diperkirakan perlu sedikitnya ratusan satelit yang akan mengorbit pada ketinggian 750 mil di atas bumi, sedikit lebih rendah daripada satelit komunikasi tradisional yang mengorbit hingga 22.000 mil.

Dengan makin rendahnya satelit tersebut, tentunya kecepatan internet akan makin bertambah, karena jarak tempuh sinyal elektromagnetik yang makin dekat. Sekadar informasi, lambatnya sistem satelit yang ada saat ini menyebabkan aplikasi seperti Skype, game online, dan layanan lain yang berbasis cloud jadi lebih sulit digunakan. Nantinya, satelit ini akan menyaingi serat optik yang berbasis di darat. Keunggulannya, lewat satelit, area terpencil dapat dijangkau dengan lebih mudah dan murah.

Dalam visi yang dijabarkan oleh Musk, nantinya paket data internet, katakanlah, dari Los Angeles di Amerika Serikat ke Johannesburg di Afrika Selatan, tidak perlu lagi melewati puluhan router dan terrestrial network. Malahan, paket data tersebut akan terkirim ke luar angkasa, kemudian terpantul dari satelit ke satelit sampai ke satelit yang paling dekat dengan destinasi, lalu kembali ke antena di bumi. Soal kecepatan, menurut dia, akan lebih cepat 40% ketimbang menggunakan serat optik. "Dan, dalam jangka panjang akan membantu orang di daerah terpencil dan berpenduduk jarang," ujar Musk.

Baik Facebook maupun Google, yang akan bekerja sama dengan SpaceX, berusaha segiat mungkin meningkatkan akses masyarakat dunia pada web. Saat ini pengguna Facebook mendekati 50% dari keseluruhan populasi dunia yang memiliki akses internet. Meski berbunyi "kemanusiaan", tujuan para raksasa internet, seperti Google dan Facebook, tentu juga memiliki nuansa bisnis. Mereka bukan hanya bertujuan menguasai infrastruktur internet berteknologi tinggi lewat udara, mengingat mereka sudah tertinggal jika ingin masuk ke segmen infrastruktur serat optik. Lebih dari itu, dengan wifi gratis yang tersebar di seluruh dunia, tentunya akan meningkatkan pendapatan komersial serta valuasi keseluruhan dari perusahaan internet, telekomunikasi, dan teknologi. Selain itu, juga meningkatkan jangkauan pasar perusahaan-perusahaan tersebut ke segmen pasar masyarakat dunia ketiga secara lebih luas lagi.

Sumber: WE/03/XXVII/2015

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/jafei
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: