Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Freeport Siap Pasok Konsentrat ke Smelter Papua

Warta Ekonomi -

WE Online, Timika - PT Freeport Indonesia menyatakan siap memasok kebutuhan konsentrat ke pabrik smelter yang akan dibangun Pemerintah Provinsi Papua bekerja sama dengan pihak investor lain di kawasan industri Timika.

Presdir Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin di Timika, Minggu (1/3/2015) mengatakan dari hasil kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Timika dan Tembagapura beberapa hari lalu sudah ada sinyalemen bahwa para wakil rakyat di Senayan mendukung rencana pengembangan pabrik smelter di kawasan Gresik, Jawa Timur.

Pengembangan kapasitas pabrik smelter di Gresik, Jawa Timur itu lantaran Freeport dikejar tenggat waktu untuk harus membangun industri pengolahan dan pemurnian biji tambang dalam negeri yang sudah harus beroperasi pada 2017.

"Kalau di Gresik itu hanya pengembangan karena sebelumnya sudah ada. Rencana pengembangan kapasitas smelter di Gresik itu sudah kita bicarakan dengan Komisi VII dan Komisi VII sudah memberikan sinyalemen kepada kita. Karena ini untuk memenuhi kapasitas konsentrat nasional," jelas Maroef.

Kendati harus mengembangan kapasitas smelter di Gresik untuk memenuhi amanah UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba, namun pihak Freeport menyatakan akan mendukung penuh jika industri smelter di Papua yang dibangun oleh Pemda bersama pihak investor lain sudah bisa beroperasi.

"Freeport akan memberikan suplai konsentratnya setelah smelter yang dibangun oleh Pemda Papua sudah terbangun. Karena pembangunan smelter di Papua dilakukan oleh Pemda Papua sendiri bekerja sama dengan investor lain. Pemda Papua sendiri menyatakan kesanggupan untuk membangun smelter sendiri di Provinsi Papua," jelasnya.

Terkait rencana Pemprov Papua membangun smelter di kawasan industri Timika, Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengatakan lokasi yang sudah disiapkan untuk itu berada di kawasan Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur pada lahan seluas 3.300 hektare.

Sehubungan dengan itu, katanya, Pemkab Mimika telah membentuk tim melibatkan dua lembaga adat yakni Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) serta para tokoh masyarakat setempat untuk membicarakan soal masalah lahan atau lokasi pembangunan smelter.

"Saya sudah buatkan SK-nya agar tim yang juga melibatkan Lemasko dan Lemasa turun bersama-sama," jelas Bupati Omaleng.

Bupati Omaleng menegaskan jika PT Freeport tidak memberikan dukungan pendanaan untuk pembangunan industri smelter di Timika maka hal itu tidak menjadi masalah.

Pemprov Papua dan Pemkab Mimika, katanya, akan segera melobi perusahaan-perusahaan investasi asing untuk segera merealisasikan pembangunan industri smelter yang diikuti dengan industri-industri lainnya seperti pupuk, semen, baja dan lainnya di Papua.

"Kami sedang melobi, salah satunya dari Tiongkok karena mereka sudah terbukti mampu membangunan industri smelter yang ramah lingkungan. Kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan," jelasnya.

Jika industri smelter Papua di Timika nantinya bisa terbangun, maka industri itu tidak hanya mengelola konsentrat tembaga dan emas yang dipasok oleh PT Freeport tetapi juga tambang-tambang lain yang akan segera dibuka di Papua seperti di Blok Wapu maupun Hoeya-Jila.

Untuk membangun sebuah industri smelter, katanya, membutuhkan biaya yang tidak sedikit yakni bisa mencapai angka puluhan hingga ratusan triliun rupiah. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: