Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Optimalkan Sektor Pariwisata

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Ekonom dari Universitas Widaya Mandira (Unwira) Kupang Dr Thomas Ola Langoday meminta pemerintah daerah mengoptimalkan sektor pariwisata yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai leading sektor untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.

Selain untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi bangsa, katanya di Kupang, Jumat (27/3/2015), pengoptimalan sektor ini juga untuk mencapai beberapa target kepariwisataan diantaranya, transaksi sekitar Rp240 triliun, 13 juta orang tenaga kerja akan terserap. "Selain itu menaikkan index kepariwisataan menjadi 30 dari sebelumnya 70 dan penerimaan devisa negara lainnya," katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi Unwira Kupang itu mengatakan untuk dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah dan mencapai target kepariwisataan pada 2019 yang diinginkan bersama, maka ada tiga faktor utama sebagai pendukung usaha itu antara lain kekayaan alam yang "nature" dan menarik minat wisatawan yang sangat prioritas untuk dikunjungi dengan harga yang sangat kompetitif.

"Masih ada keunikan alam yang dimiliki seperti Komodo di Manggarai Barat, 17 pulau Riung di Ngada, Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende, Kuda Sandle wood di Sumba yang belum dimaksimalkan," katanya.

Selanjutnya Taman Laut Pulau Kepa di Alor dan berselancar di Nemberala Rote. Keunikan religi melalui Prosesi Jumat Agung di Larantuka, ritual "Kure" dalam perayaan Paskah di Noemuti, Timor Tengah Utara,(TTU), di Sikka, Prosesi Patung Bunda Maria, masih jauh dari daya dukung semua pihak untuk mendorong pariwisata sebagai sektor andalan.

Peluang lain yang dipandang mendukung menarik wisatawan asing dan nusantara adalah Bebas visa seketika menjadi salah satu pilihan untuk menggenjot perekonomian termasuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan fundamental ekonomi di Indonesia.

"Bebas visa memang menjadi cara terbaik untuk mendatangkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dalam waktu yang cepat," katanya.

Meskipun demikian, lanjutnya, harus diakui ada sisi keekonomian yang hilang, khususnya dari sisi penerimaan negara dari visa, "spending" wisman diperkirakan justru jumlahnya lebih besar ketimbang pendapatan dari pungutan visa secara langsung.

Ia mengatakan apabila semua potensi ini dioptimalkan dan peluang yang terbuka ini diraih maka tidak sulit untuk menarik wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang dan menaikkan jumlah perjalanan wisata domestik menjadi 250 ribu orang untuk skala nasional.

Apalagi katanya untuk skala lokal yang telah ditetapkan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Nusa Tenggara Timur bahwa target kunjungan wisatawan 2015 sebanyak 600 ribu dari 20 juta wisatawan untuk mewujudkan visi NTT menjadi destinasi unggulan wisata di Indonesia.

"Target yang ditetapkan itu merujuk pada realisasi kunjungan wisatawan pada 2014 yang hingga Oktober baru mencapai 530.945 dari target 550 ribu orang pelancong dari dalam maupun luar negeri," katanya.

Dia menyebut setelah 2019 yaitu 2020 akan ada tren pariwisata dunia tahun yaitu perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di antaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-Pasifk Dan diperkirakan 100 juta orang ke Cina. Sementara ke Indonesia seperti tadi yaitu 275 juta. Melihat jumlah wisatawan yang sedemikian besar, maka Indonesia termasuk NTT harus dapat menawarkan segala daya tariknya untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya.

"Dalam konteks lokal di NTT, ada delapan poin program pengembangan tersebut disusun dan disepakati untuk mewujudkan visi NTT menjadi destinasi unggulan wisata di Indonesia.

Program ini perlu disusun bersama dengan stakeholder terkait karena beberapa permasalahan. Misalnya swasta sering tidak diikutsertakan dalam perencanaan mulai dari masterplan hingga implementasi program.

"Komitmen pemangku kepentingan dalam hal BUMN dan BUM Swasta bidang infrastruktur dan aspek higienitas menuju lokasi wisata untuk mendukung kebijakan pariwisata dan pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah bidang," katanya. (Ant)

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: