Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI: Transaksi Nontunai di Kediri Meningkat

Warta Ekonomi -

WE Online, Kediri - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kediri mengatakan penggunaan kartu debit serta kartu kredit untuk pembayaran nontunai meningkatkan jumlah transaksi elektronik dari sebelumnya hanya Rp300 juta pada 2013 meningkat sampai Rp2 miliar pada 2014.

Asisten Manajer Bagian Dana BRI Kediri Ratna Wahyu Kuntari, Jumat (27/3/2015) mengatakan animo masyarakat sangat tinggi dengan adanya program transaksi nontunai. Mereka juga bisa menggunakan untuk semua sektor, seperti retail.

"Programnya kami mulai pertengahan 2014, dan animo banyak yang berminat jadi agen laku pandai ataupun memasang EDC (elektronik data capture/ mesin yang digunakan untuk menggesek dan tapping alat pembayaran dengan kartu yang dimiliki BRI)," katanya di Kediri.

Ia mengatakan, saat ini ada 327 EDC belanja serta 350 agen atau laku pandai yang tersebar di seluruh wilayah BRI Kediri baik di kota ataupun kabupaten. Secara total, terdapat 677 yang sudah berdiri. Penggunaan program itu juga atas seruan dari Bank Indonesia untuk penggunaan transaksi nontunai.

Pihaknya juga menegaskan akan meningkatkan target baik pemanfaatan EDC serta agen. Ditargetkan, sampai akhir 2015 ini ada 1.000 EDC belanja dan agen laku pandai berdiri. Dengan itu juga, nantinya lebih memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan program itu, dan mereka pun tidak perlu membawa uang tunai saat transaksi.

Ia juga mengatakan, BRI terus melakukan pendekatan kepada masyarakat, instansi pemerintah ataupun pendidikan untuk memanfaatkan program pembayaran nontunai tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan kartu debit.

Saat ini, sudah banyak yang memanfaatkan kartu debit itu. Disamping retail seperti pertokoan, pusat perbelanjaan, juga ada instansi pemerintah dan pendidikan. Bahkan, untuk pendidikan ada yang tingkat SMA serta perguruan tinggi. Pihaknya juga menegaskan, sudah mempunyai tim khusus yang bertugas melakukan pengawasan. Jika ada aduan terkait dengan ketidaklancaran program itu, tim tersebut akan langsung turun dan melakukan perbaikan.

"Kami punya tim yang setiap satu bulan minimal mengunjungi semua agen, jika ada kendala misalnya satlemen gagal atau masuk sebagian kami langsung respon, supaya mereka tidak kecewa dengan pelayanan," ujarnya.

Sementara itu, Pemimpin Bank Indonesia Kediri Joko Raharto mengatakan penggunaan transaksi nontunai memang sudah jadi program nasional. Saat ini, BI Kediri terus berupaya untuk sosialisasi program tersebut. Ia mengatakan, BI terus memantau perkembangan pemanfaatan program transaksi nontunai tersebut. Dari sejumlah bank, dilaporkan terjadi kenaikan transaksi yang cukup signifikan.

Ia mencontohkan, di salah satu kampus swasta di Kediri, transaksinya mencapai Rp100 miliar pertahun dari uang registrasi mahasiswa atau pembayaran SPP. Mahasiswa pun lebih mudah dalam melakukan pembayaran tersebut. "Kami terus sosialisasi, menggandeng bank, untuk transaksi nontunai," katanya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: