Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Demokrasi Indonesia Didominasi Kepentingan Kelompok'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Peneliti senior Indonesia Public Institute Karyono Wibowo mengatakan kepentingan politik kelompok yang saling memaksakan kehendak lebih dominan dalam demokrasi Indonesia daripada "check and balance".

"Benar, dalam demokrasi diperlukan 'check and balance' agar terjadi keseimbangan dan saling mengontrol. Namun, yang terjadi sejak Orde Lama hingga saat ini, lebih dominan kepentingan politik kelompok," kata Karyono Wibowo ketika dihubungi di Jakarta, Senin (30/3/2015).

Menurut Karyono, semua kegaduhan politik yang terjadi pada awal pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla merupakan indikator elit politik semakin terjebak di dalam ruang konflik yang sejatinya kontraproduktif.

Karyono mencontohkan sejumlah kegaduhan politik di dalam eksekutif maupun dalam hubungannya dengan legislatif seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan perpanjangan kesepahaman dengan Freeport. Dalam hubungan dengan DPR muncul masalah calon kepala Polri, konflik KPK-Polri hingga hak angket terhadap Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly.

"Dan kini muncul gerakan aksi demontrasi yang mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. Padahal, usia pemerintahan masih seumur jagung, belum genap satu semester," tuturnya.

Menurut Karyono, hal tersebut mengisyaratkan belum terbangun sinergitas antarlembaga negara, lembaga pemerintahan dan elit politik dalam membangun bangsa ini. Hal tersebut mengindikasikan belum terbangun komitmen antarlembaga negara dan pemerintahan dalam menegakkan Nawacita.

"Sudah saatnya Presiden Jokowi dan Wapres Kalla menegaskan kembali seluruh aparatur pemerintahan untuk menggunakan Nawacita sebagai pedoman dalam membuat dan melaksanakan kebijakan," katanya.

Karyono mengatakan semua lembaga negara dan seluruh elemen masyarakat perlu mendukung terwujudnya Nawacita. "Sudah saatnya energi bangsa ini diarahkan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Tanpa ada visi bersama dan komitmen bersama untuk melaksanakannya, Nawacita hanya akan menjadi slogan tanpa makna," pungkasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: