WE Online, Kupang - Nusa Tenggara Timur mengalami inflasi sebesar 0,21 persen pada Maret 2015, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,59, setelah mengalami defllasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,28 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik NTT Anggoro Dwitjahyono kepada wartawan di Kupang, Rabu (1/4/2015), menjelaskan inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada empat kelompok pengeluaran.
Empat kelompok pengeluaran tersebut meliputi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Sementara, laju inflasi year on year (Maret 2014-Maret 2015) kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan masih menjadi kelompok yang mengalami kenaikan indeks tertinggi, yakni sebesar 9,02 persen.
"Jika dibandingkan dengan Maret 2014, kita mengalami deflasi sebesar 0,14 persen, namun pada Maret 2015 justru mengalami inflasi sebesar 0,21 persen," katanya.
Ia menambahkan pada Maret 2015, Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores mengalami deflasi sebesar 0,09 persen atau terendah di kawasan timur Indonesia (KTI). Secara keseluruhan (inflasi dan deflasi) di KTI dari 24 kota sampel IHK Nasional di Kawasan Timur Indonesia pada bulan Maret 2015 ini, 18 kota mengalami inflasi dan enam kota mengalami deflasi.
Ia menjelaskan deflasi itu terjadi karena turunnya indeks harga pada tiga kelompok pengeluaran, yakni bahan makanan (1,22 persen), kelompok sandang (0,06 persen) serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,02 persen).
Sementara komoditas dominan yang menghambat deflasi Maret 2015 di Kota Maumere antara lain naiknya harga pada komoditas beras, ikan layang, bensin, bayam, rokok putih, sawi hijau, tahu mentah, kayu papan, cumi-cumi, dan biskuit. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement
