Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Diminta Kembali ke Zaman Nenek Moyang, Kenapa?

Warta Ekonomi -

WE Online, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyarankan para petani menunda jual gabah, dengan mengoptimalkan lumbung pangan, baik yang modern maupun tradisional, sambil menunggu harga membaik.

"Melalui teman-teman di kecamatan, perlu disarankan agar petani kembali ke zaman nenek moyang yang memanfaatkan lumbung pangan, nanti ketika dibutuhkan, baru ditumbuk menjadi beras atau dijual," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat (NTB) Mokhlis di Mataram, Sabtu (4/4/2015).

Ia mengakui kondisi harga gabah kering panen di tingkat petani berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700 per kilogram. Kondisi tersebut terjadi di 10 kabupaten/kota yang menjadi sentra padi. Oleh sebab itu, alternatif yang paling mungkin dilakukan agar petani tidak mengalami kerugian adalah melakukan tunda jual, dengan melakukan penyimpanan di lumbung pangan.

"Tunggu daya beli rakyat lain dan Badan Urusan Logistik membaik, itu yang kami sarankan. Upaya itu harus dikembalikan oleh masyarakat, bukan kepada pemerintah saja," kata Mokhlis yang akan maju mencalonkan diri pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Sumbawa, yang akan digelar bulan Desember 2015.

Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB, tercatat jumlah lumbung pangan modern atau permanen di provinsi itu hingga akhir 2014, sebanyak 288 lumbung yang dikelola gabungan kelompok tani sebagai sarana penyimpanan produksi mereka.

Sebanyak 288 lumbung pangan modern tersebut tersebar di 10 kabupaten/kota, yakni Kota Mataram tujuh lumbung, Kabupaten Lombok Barat 27 lumbung, Lombok Tengah 51 lumbung, Lombok Timur 54 lumbung, Lombok Utara 19 lumbung.

Selain itu, Kabupaten Sumbawa Barat 14 lumbung, Sumbawa 40 lumbung, Dompu 31 lumbung dan Kabupaten Bima 41 lumbung, dan Kota Bima empat lumbung, Kepala BKP NTB Hj Hartina mengatakan lumbung pangan modern tersebut ada yang dibangun dari dana alokasi khusus (DAK), dana APBD Pemerintah Provinsi NTB, serta dana APBD pemerintah kabupaten/kota.

Masing-masing gapoktan pengelola lumbung pangan, kata dia, menyimpan cadangan pangan berupa beras yang biasanya dimanfaatkan untuk kebutuhan anggota kelompok pada musim paceklik.

"Jumlah cadangan pangan berupa beras yang terhimpun dari seluruh lumbung pangan modern tersebut hingga akhir 2014, mencapai 715 ribu kilogram," ucapnya.

Selain lumbung pangan modern, BKP NTB juga mencatat jumlah lumbung pangan tradisional untuk menyimpan gabah sebanyak 2.941 unit Kabupaten yang memiliki lumbung pangan tradisional paling banyak adalah Kabupaten Bima sebanyak 864 lumbung, Kabupaten Lombok Timur 548 lumbung, dan Kabupaten Lombok Tengah 530 lumbung.

Untuk Kabupaten Dompu jumlah lumbung pangan tradisional sebanyak 479 lumbung, Kabupaten Sumbawa 203 lumbung, Kabupaten Lombok Utara 187 lumbung, Kabupaten Sumbawa Barat 56 lumbung, Kabupaten Lombok Barat 52 lumbung, dan Kota Mataram 22 lumbung. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: