Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Bank Tidak Mesti Buat Kantor, Tapi Bisa Gunakan Agen

Warta Ekonomi -

WE Online, Purwokerto - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan pada tahun 2015 ada 50.000 agen-agen baru untuk mendukung program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif atau "Laku Pandai" di seluruh Indonesia.

"Jadi, bank tidak mesti membuat kantor sampai pelosok-pelosok tapi bank bisa menggunakan agen. Agen-agen ini bisa individual, bisa toko, bisa warung, bisa koperasi, bisa BPR, bisa macam-macam," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad kepada wartawan usai peresmian gedung Kantor OJK Purwokerto di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2015).

Menurut dia, agen-agen tersebut dibina oleh bank dan layanannya tergantung dari banknya. Agen yang berasal dari individual, kata dia, biasanya sudah menjadi nasabah bank dan mempunyai hubungan baik dengan bank.

Ia mengatakan bahwa dari 17 bank, baru empat bank yang telah lulus dan meluncurkan program "Laku Pandai", yakni Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BTPN. "Sementara kemarin di Papua sudah kita 'launching', di Sulawesi kemarin sudah, di Sumatra Utara sudah, terakhir kemarin (6/4/2015) di Grobogan, dan nanti di setiap Kantor OJK mempunyai tugas untuk membuka di daerah masing-masing," katanya.

Menurut dia, keberadaan agen-agen itu tidak akan mengurangi peluang pasar bagi bank perkreditan rakyat (BPR). Bahkan, kata dia, BPR dapat bekerja sama dengan bank untuk menjadi agen. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa nantinya akan ada pengaturan agar tidak berbenturan dengan daerah operasional BPR.

Ia mengatakan bahwa untuk sementara tidak ada batasan jumlah agen di suatu wilayah. "Sementara ini tidak ada. Tentu saja OJK nanti akan melihat kepadatannya dan tidak boleh serobot-serobotan, jadi harus disasar orang-orang yang selama ini memang belum ada akses," tegasnya.

Muliawan mengatakan bahwa program "Laku Pandai" di wilayah kerja OJK Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara akan diluncurkan sekitar bulan Mei 2015.

Disinggung mengenai masih maraknya rentenir di wilayah Banyumas dan sekitarnya, dia mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan BPR BKK milik pemerintah daerah agar dibuat suatu skema pinjaman yang kecil, tidak perlu agunan, dan dengan bunga yang lebih murah dibanding rentenir.

Menurut dia, rentenir bisa berjalan karena aksesnya mudah walaupun harganya tidak murah. "Jadi, akses itu menjadi lebih penting. Oleh karena itu, kita buat juga akses semudah mereka melakukannya," katanya. Ia mengharapkan kehadiran agen-agen dapat mempermudah akses masyarakat ke bank dengan bunga yang dijamin lebih ringan karena bunga dari agen merupakan bunga bank.

"Kita harapkan nanti dengan penetrasi para agen, tidak hanya aksesnya yang mudah tetapi juga harganya lebih murah. Keberadaan agen itu bisa mendongkrak DPK (Dana Pihak Ketiga) bank karena fasilitas penetrasi ini tidak hanya memberi pinjaman tetapi juga menabung," katanya.

Muliawan mengharakan semakin banyak bank yang ikut melaksanakan program "Laku Pandai" karena yang baru diluncurkan hanya empat bank. "Semakin banyak bank, kita targetnya lebih ke penetrasinya, kalau hasilnya nantilah. Kita berharap tahun ini ada 50 ribu agen-agen baru di seluruh Indonesia diciptakan," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: