Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akademisi: Anak Perlu Belajar Pola Makan untuk Cegah Penyakit

Warta Ekonomi -

WE Online, Yogyakarta - Anak perlu belajar pola makan dan aktivitas yang sehat untuk mencegah obesitas, penyakit kardiovaskuler, dan diabetes mellitus, kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Madarina Julia.

"Anak dan remaja perlu dibiasakan mengetahui berapa banyak makanan yang harus dimakan. Makan hanya bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang," katanya di Yogyakarta, Selasa (14/4/2015).

Menurut dia, lingkungan rumah dan sekolah diharapkan mampu memfasilitasi mereka untuk memperoleh kesempatan tersebut. Kebutuhan terhadap pola hidup dan lingkungan yang lebih sehat perlu mendapat dukungan orang tua, sekolah, dan masyarakat sekitar.

"Masa anak dan remaja sebagai masa pembentukan karakter dan pola hidup yang akan dipertahankan selama masa hidupnya. Selain obesitas, pola hidup yang berisiko mengakibatkan penyakit degeneratif di kemudian hari adalah aktivitas fisik yang kurang, merokok, dan konsumsi alkohol," katanya.

Ia mengatakan anak dan remaja yang melakukan aktivitas fisik sedang dan berat secara rutin sedikitnya 60 menit sehari lebih jarang menjadi obesitas, mempunyai kebugaran kardiovaskuler, profil lipid atau kadar kolesterol dan trigliserid serta kadar gula darah yang lebih baik.

"Saat ini sekitar 80 persen anak dan remaja usia 11-17 tahun di seluruh dunia mengalami kekurangan aktivitas fisik. Prevalensi kurangnya aktivitas fisik itu terutama terjadi di daerah perkotaan," katanya.

Menurut dia, menjaga pola hidup sehat sejak masa anak dan remaja merupakan investasi jangka panjang dan berkelanjutan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dari risiko penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.

Risiko yang timbul dari penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan diabetes mellitus itu akan mengakibatkan kehilangan sumber daya manusia yang sedang berada di puncak produktivitasnya. "Masalah itu juga akan mengakibatkan peningkatan signifikan biaya pelayanan kesehatan di masa mendatang," kata dosen Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM itu. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: