Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sirkulasi Udara Tidak Bagus, Perkantoran Timbulkan 'Sick Building Syndrome'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kepala Peneliti Research Center for Climate Change Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan lingkungan perkantoran menimbulkan 'sick building syndrome' atau sindrom gedung sakit disebabkan kondisi udaranya tidak bersih akibat sistem sirkulasinya buruk.

"Para pekerja di dalam gedung perkantoran di perkotaan sebagian besar terpapar 'sick building syndrome' karena sistem sirkulasi pendingin ruangannya tidak bagus," kata Budi dalam diskusi bertajuk "Keanekaragaman Hayati untuk Kesehatan Manusia" di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Kondisi udara yang tidak bersih, ujar dia, dapat berpengaruh pada sitem imunitas tubuh sehingga memicu penyakit yang mudah tertular melalui udara. Di dalam gedung perkantoran yang tertutup, kata dia, bakteri yang terbawa dari luar dapat dengan mudah menyebar ke semua orang yang ada di dalam ruangan.

"Berdasarkan penelitian, 60 persen karyawan perkantoran terpapar bakteri yang masuk ke dalam gedung, berbagai virus yang menempel selama di jalan, belum lagi akumulasi organik printer dan fotokopi. Jadilah sindrom itu," ujar dia.

Akibat sindrom itu, kata dia, seorang pekerja kantoran rata-rata tidak masuk kerja satu hingga dua hari dalam sebulan karena alasan kesehatan sehingga mengurangi produktivitas. Untuk mengatasi masalah itu, ia menyarankan gedung perkantoran dipasang pembersih udara dan diberi tanaman dalam pot yang efektif membersihkan udara kotor.

"Untuk mengatasi sistem sirkulasi yang tidak bagus, selain 'air cleaner' bisa juga tanaman. Tanaman bisa menyerap polutan, sehingga keberadaannya di perkantoran perlu digalakkan," ujar dia.

Berdasarkan data Environmental Protection Agency (EPA) AS, temperatur yang tidak cukup, kelembaban dan pencahayaan tidak baik merupakan faktor fisik pendorong timbulnya 'sick building syndrome'. Gejala fisik akibat sindrom itu adalah batuk, dada sesak, demam, menggigil, nyeri otot, dan reaksi alergi seperti iritasi membran mukosa dan kongesti saluran pernafasan bagian atas. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: