Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Dolar AS Melemah, Rupiah Tembus Rp 12.810

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini menembus level di bawah Rp12900, bahkan menurut data Bank Indonesia Rupiah sempat mencapai level Rp12.810. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang tercatat sebesar Rp12.976 per dollar AS.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, hal ini karena terjadi pelemahan dolar AS secara global terhadap mata uang negara lain, termasuk Rupiah.

"Kita melihat ekonomi AS yg diumumkan semalam cenderung memburuk. Data aplikasi mortgage di sektor perumahan melemah 0,4% menjadi -2,3%. Sementara sektor manufaktur AS juga menunjukkan pelemahan. Data empire manufacturing AS turun tajam dari 6,9 ke -1,19," jelas Mirza di Jakarta, Kamis (16/4/2015).

Di sisi lain, lanjut Mirza, peningkatan penjualan ritel AS bulan Maret, berada di bawah ekpektasi pasar, sebesar 0,9% dibanding ekspektasi 1,1%.

"Meskipun laporan regional AS, seperti yg diumumkan dalam Beige Book, menunjukkan data perbaikan di beberapa daerah, tekanan masih tercermin pada upah dan harga, di samping turunnya harga minyak dan dampak musim dingin," paparnya.

Intinya, secara umum, pergerakan Rupiah pada hari ini sebagian besar dipengaruhi oleh data ekonomi AS (data dependent).

"Data tersebut memberi sinyal pada pelaku pasar bahwa pelemahan data di AS tersebut membuat pelaku pasar mengubah perkiraan mereka tentang waktu, besaran, dan kecepatan (timing, size, and pace) dari normalisasi kebijakan Moneter AS," sahut Mirza.

Sementara dari sisi domestik, Rupiah juga mendapat beberapa sentimen positif. Pertama, jelas Mirza, data neraca perdagangan Indonesia surplus 1.132 juta Dolar AS. Surplus itu didorong juga oleh peningkatan ekspor Indonesia. Menurutnya, Rilis data tersebut meningkatkan keyakinan bahwa Defisit Neraca Transaksi Berjalan akan membaik di triwulan I-2015.

Kedua, BI akan tetap fokus pada stabilitas. Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) menunjukkan bahwa BI akan tetap menjaga sasaran inflasi dan tingkat defisit Curent Account Deficit (CAD). Hal ini sedikit banyak memberi tambahan sentimen positif di pasar.

"BI terus memonitor setiap dinamika yang terjadi dan mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," tukasnya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: