Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ajak Nasabah Cermati Potensi Arus Ekspor Impor, Bank Ekonomi Gelar 'Talkshow'

Warta Ekonomi -

WE Online, Semarang - Melemahnya nilai rupiah menambah deretan  persoalan ekonomi Indonesia, khususnya yang terkait dengan perdagangan  ekspor-impor. Dari sisi ekspor, melemahnya rupiah boleh dikatakan tidak  terlalu mengganggu karena justru meningkatkan nilai ekspor. Sebaliknya  dari sisi impor, terutama industri dalam negeri yang masih menggunakan  bahan substitusi impor, jelas melemahnya nilai rupiah menjadi tantangan.

Selain itu, ekspor impor Indonesia pun masih memiliki persoalan dengan  infrastruktur dan pengawasan terhadap impor berbagai produk industri ke  Indonesia. Dalam skala yang lebih mikro, praktek impor illegal menciptakan  kesulitan bagi Indonesia dalam menciptakan berbagai peluang yang mendorong  pertumbuhan ekonomi.

Polemik dan tantangan dalam industri perdagangan dan ekspor impor diatas tersebut menjadi salah satu bahasan dalam talk show yang digelar Bank  Ekonomi bagi seluruh nasabahnya di kota Semarang, Kamis, 16 April 2015.  Bertempat di Ballroom Crowne Plaza Hotel, agenda rutin yang kerap digelar  sebagai momen apresiasi bagi seluruh nasabah setia Bank Ekonomi ini juga  dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H., Faisal Basri,  Pengamat Ekonomi, Tim Asistensi Ekonomi Presiden RI, dan Ratih Susyati  Sudamar, S.H., Disperindag, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Provinsi  Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Tony Turner, Direktur Utama Bank Ekonomi, menyampaikan  bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi  dengan para nasabah, sehingga ke depan kerja sama yang telah terjalin  dapat lebih ditingkatkan.

"Kami selalu berkomitmen untuk menjalin hubungan baik dengan nasabah kami  dimanapun mereka berada. Dan acara hari ini adalah rangkaian kegiatan  rutin yang telah kami adakan di beberapa kota sebelum Semarang, tentunya  dengan konsep dan tema yang berbeda setiap tahunnya. Semoga dengan  terselenggaranya kegiatan ini, kami dapat menjalin hubungan yang lebih  solid dan harmonis dengan para nasabah kami, khususnya dalam segmen trade," katanya.

Menurut Tony, relasi yang sinergis dengan nasabah harus terus dibina.  Dunia bisnis menuntut adanya kepercayaan yang tinggi antara penyedia jasa  dan penggunanya. "Jika di antara satu penyedia usaha dan konsumennya ada  trust, tentu hubungan bisnis ini bisa terbina dengan baik dan bersifat  jangka panjang. Langkah ini penting untuk menjaga kontinuitas bisnis  perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, Dandy I Pandi Head of Head of GTRF & PCM Bank Ekonomi  menambahkan bahwa harapan ke depan Bank Ekonomi dapat meningkatkan  pelayanan dan tentunya dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa  melalui pendekatan yang berorientasi kebutuhan masing-masing nasabah.

"Intinya, kami bukan hanya fokus pada pendapatan bisnis semata, tapi juga  pada peningkatan kepuasan nasabah yang dibarengi dengan peningkatan kualitas dan inovasi produk serta layanan pelanggan yang prima" ujar Dandy.

Sebagai anggota Grup HSBC yang memiliki sejarah panjang pada bisnis  perdagangan, bisnis Trade Finance dan Cash Management kini menjadi salah  satu fokus utama Bank Ekonomi. Untuk menunjang kedua layanan perbankan
tersebut, divisi Global Trade and Receivable Finance (GTRF) dan Payment  and Cash Management (PCM) senantiasa menyediakan dan mengembangkan  produk-produk pembiayaan dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Khusus untuk Trade Finance, layanan yang tersedia sangat variatif untuk  memenuhi siklus kebutuhan nasabah dari hulu hingga hilir baik untuk layanan yang bersifat konvensional ataupun terstruktur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: