Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu: Semangat Pelaksanaan KAA 1955 Masih Relevan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menilai semangat kebersamaan negara-negara Asia dan Afrika sejak pelaksanaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 masih relevan, yaitu upaya menghadapi tantangan dalam memajukan perekonomian di kawasan ini.

"Jika dulu (1955) tantangannya melawan penjajah, maka sekarang tantangannya adalah bagaimana negara-negara Asia dan Afrika bisa tumbuh bersama dalam perekonomian dan terus menciptakan situasi aman dan damai di kawasan ini," kata Rento usai membuka Pameran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dalam rangka Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di Jakarta Convention Center, Minggu (19/4/2015).

Menurut dia, setelah 60 tahun KAA pertama di Bandung tahun 1955, situasinya hampir sama. Sejumlah negara masih tertinggal dibanding negara di belahan dunia lainnya.

Beberapa data seperti penduduk Asia dan Afrika mencapai 75 persen dari total penduduk dunia. Namun total kontribusi pendapatan domestik bruto (GDP) negara di kawasan ini masih sekitar 40 persen terhadap total GDP global.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penduduk yang berpendapatan kurang dari 2 dolar AS per hari.

Selanjutnya, dalam konteks keamanan, dari 16 operasional penjaga perdamaian dunia, sebanyak 13 di antaranya adalah berada di negara-negara Asia dan Afrika, termasuk dari 10,5 juta jiwa pengungsi di dunia, sebanyak 6,3 juta jiwa ada di kawasan ini.

Dari jumlah penduduk, negara-negara asia Afrika dihadapkan pada bagaimana mewujudkan potensi ekonomi dari kerja sama yang saling menguntungkan.

Karena itu, KAA 2015 juga diselenggarakan kegiatan bersifat ekonomi tingkat pemerintahan maupun melibatkan ekonomi.

"Asia-Afrika Business Summit (AABS) melibatkan swasta dari semua negara juga digelar untuk menguatkan kerja sama ekonomi, seperti diselenggarakannya 'World Econonic Forum East Asia'," ujarnya.

Untuk itu, kata Retno, Indonesia sangat berkomitmen memperkuat Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSSST). Tercermin dari dibentuknya Badan Koordinasi Nasional untuk Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular oleh Pemerintah Indonesia pada 2010.

Selain itu, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan 400 program pelatihan dengan melibatkan 4.400 peserta dari 99 negara, baik dari Asia, Pasifik, Afrika dan Amerika Latin.

Menlu Retno menekankan bahwa Indonesia sangat siap untuk tumbuh bersama dengan negara-negara Asia dan Afrika.

"Bertumbuh bersama adalah suatu keharusan. Mari kita melalui Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular bertindak untuk bertumbuh bersama dan membangun bersama," ujar dia. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: