Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Beras di Gorontalo Turun

Warta Ekonomi -

WE Online, Gorontalo - Sejak sepekan terakhir ini harga beras untuk semua jenis mengalami penurunan di pasaran lokal Gorontalo dan sekitar.

Sejumlah pedagang beras ketika ditemui di pasar sentral Kota Gorontalo, Minggu, mengakui bahwa sejak beberapa hari terakhir ini harga beras untuk semua jenis mengalami penurunan, jika dibandingkan sebelumnya.

Ia menjelaskan, harga beras seperti Yenti, Ciheran, Membramo, Cimelati, IR 64, dan Pandan Wangi dijual oleh pedagang pada kisaran Rp365.000 hingga Rp380.000 per koli dari sebelumnya Rp425.000 hingga Rp450.000 per koli.

"Harga beras sejak memasuki bulan April, terus mengalami penurunan di pasaran lokal Gorontalo dan sekitarnya," kata Husain Efendi salah seorang pedagang beras pasar sentral di Kota Gorontalo.

Ia menjelaskan, salah satu penyebab mulai turunnya harga komoditi tersebut karena sejumlah wilayah di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo telah panen, dengan hasil produksi areal persawahan petani mengalami peningkatan.

"Hasil produksi areal persawahan milik petani di sejumlah wilayah Gorontalo mengalami peningkatan, sehingga itu stok beras melimpah," kata Husain.

Thomas Ismail salah seorang ketua kelompok tani di Kabupaten Gorontalo mengakui bahwa saat ini harga beras mengalami penurunan jika dibandingkan awal tahun 2015, karena produksi sawah mengalami peningkatan.

Ia menjelaskan, saat ini hasil produksi sawah untuk 1 hektar bisa menghasilkan gabah 7 hingga 8 ton dari sebelumnnya hanya berkisar 5 hingga 6 ton, sehigga membuat petani menurunkan harga sebab stok melimpah.

"Untuk musim panen kali ini, produksi beras petani di sejumlah wilayah Gorontalo mengalami peningkatan, namun tidak semuanya bisa ditampung oleh pedagang," kata Thomas.

Menurut dia, saat ini pedagang yang biasanya melakukan pembelian secara besar-besaran untuk komoditi beras belum berani membeli dalam jumlah yang banyak, sebab daerah seperti Manado dan Minahasa yang biasanya menjadi sasaran penjualan, kini sedang musim panen juga, sehingga hanya mengandalkan pasar lokal.

"Banyak stok beras petani yang belum laku terjual, sebab pedagang belum berani membeli dalam jumlah yang banyak, sehingga kemungkinan harga akan terus mengalami penurunan," kata Thomas. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: