Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Jatim Lebih Rendah

Warta Ekonomi -

WE Online, Surabaya - Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Jawa Timur pesimistis kinerja ekspor di provinsi itu dapat menumbuhkan perekonomian Jatim pada tahun 2015, karena terpengaruh situasi global yang tak menentu pada saat ini.

"Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I/2015, kami perkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan IV/2014," kata Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto di Surabaya, Selasa (21/4/2015).

Menurut dia, BI memprediksi pada triwulan I/2015 pertumbuhan ekonomi Jatim berada di kisaran 5,7 persen. Namun demikian, angka itu lebih tinggi dibandingkan nasional. "Tapi pastinya menunggu hasil rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim," ucapnya.

Ia menjelaskan, beberapa faktor global yang mempengaruhi di antaranya pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang masih lambat walaupun Eropa sudah mulai membaik. Di kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi beberapa negara besar seperti Jepang, Tiongkok, dan India juga masih cenderung moderat. "Bahkan, kondisi perekonomian di Tiongkok juga masih melambat," ujarnya.

Ia menambahkan, faktor global lain yang perlu diwaspadai adalah tren naiknya harga minyak akibat faktor geopolitik di Yaman. Di sisi lain, perlambatan ekonomi juga tampak pada kredit perbankan triwulan I/2015 yang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2014. "Pada bulan Februari 2015, kredit perbankan mengalami penurunan menjadi sekitar 6,8 persen," tuturnya.

Ia menyebutkan, penurunan terjadi untuk kredit konsumsi dan kredit investasi. Sementara, kredit modal belanja masih mengalami kenaikan. Padahal, apabila kredit modal belanja naik maka kredit investasi akan mengikuti. "Akan tetapi pada triwulan ini situasinya berbeda. Penurunan ini karena sektor swasta dan retail melambat," tambahnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, kini yang masih bisa diharapkan adalah sektor belanja modal dari pemerintah. Misalnya, dengan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Dari sisi NPL, rata-rata di Jatim masih sekitar 2,18 persen. Tapi, ada lima kabupaten yang NPLnya di atas lima persen antara lain Kediri, Madiun, Pasuruan, Pamekasan, dan Jombang," tukasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: