Erwin Riyanto Akui Ada Wilayah Abu-abu antara BI dan OJK

WE Online, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Erwin Riyanto mengakui adanya kewenangan yang belum jelas antara BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Erwin mengaku usai dilantik menjadi deputi dia akan melakukan terobosan untuk memperbaiki terkait porsi kewenangan dua lembaga tersebut. Untuk diketahui selain nantinya akan menjadi salahsatu pimpinan di BI, Erwin juga akan merangkap sebagai ex officio di OJK. Lalu apa terobosan yang dijanjikan Erwin?

"Sebenarnya kalau memang dikatakan abu-abu memang demikiian, kalau di dalam makroprudensial dan mikroprudensial kalau boleh dikatakan itu kan kalau ujung-ujungnya yang memang jelas-jelas makroprudensial adalah Giro Wajib Minimum (GWM), sementara kalu dari mikroprudensial adalah tingkat kesehatan bank itu merupakan hak sepenuhnya dari OJK, kalau GWM itu dari kita. Antara GWM dan kesehatan bank itulah grey area (area abu-abu).

"Sebenarnya makro dan mikro dua-duanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu stabilitas sistem keuangan, apakah itu nanti yang akan menangani BI atau OJK. Saya rasa kita akan lebih baik berkomunikasi karena memang saya asalnya dari perbankan," pungkasnya.

Sebelumnya, Komisi XI pada kemarin malam (20/5) melakukan voting untuk memilih calon deputi Gubernur BI. Setelah dilakukan penghitungan suara terhadap penghitungan suara terhadap calon deputi Gubernur BI diperoleh hasil Erwin Riyanto berhasil menyisihkan Dody Budi Waluyo dan Hendy Sulistiyowati dengan perolehan suara yang cukup telak. Erwin memperoleh 42 suara, sementara Dody hanya menggondol 5 suara, sedangkan Hendy meraup 2 suara. 4 suara dinyatakan tidak sah. Berdasarkan hasil penghitungan suara tersebut, Komisi XI DPR menyepakati memilih Erwin Riyanto sebagai deputi gubernur Bank Indonesia menggantikan Sdr Halim Alamsyah. Untuk selanjutnya usai disetujui di Paripurna DPR, Presiden Joko Widodo akan melantik Erwin.