Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Ekonomi di Bali Hampir Pingsan

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Prof. Dr. Wayan Windia menegaskan, sektor pertanian di Bali semakin terpojok dengan pengembangan pariwisata yang pesat.

"Kenyataan itu didasarkan hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Bali yang secara rutin dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Bali," kata Prof Windia yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian Unud di Denpasar, Rabu (22/4/2015).

Dalam kajian BI pada triwulan II tahun 2014 menunjukkan sektor pertanian semakin terpojok dibandingkan dengan pengembangan pariwisata, apalagi di tengah pro dan kontra melakukan reklamasi Teluk Benoa. Windia mengingatkan, Pemerintah Provinsi Bali seharusnya membuat program untuk mengembangkan sektor ekonomi yang sudah hampir "pingsan", seperti halnya sektor pertanian di Pulau Dewata.

Jika hal itu tidak segera ditangani, maka Bali akan terus-menerus terjebak dalam ekonomi kapitalis, di mana sektor yang kaya akan semakin kaya, sedangkan sektor yang miskin terus semakin miskin. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2014 hanya 0,02 persen, merosot dibandingkan dengan tahun 2011 yang bertumbuh 2,22 persen.

Sementara sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) tetap meningkat di atas delapan persen, yakni tahun 2011 meningkat 8,69 persen dan tahun 2014 tercatat 8,43 persen.

Windia mengingatkan, seiring dengan kondisi perekonomian seperti itu, penduduk miskin di Bali justru naik sebesar 0,04 persen (pada Maret 2014), dibandingkan dengan tahun 2013. Adapun penduduk miskin di Bali saat ini 185.200 rumah tangga miskin (RTM) atau rumah tangga sasaran (RTS). Menurut BI hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan yang rendah di sektor pertanian. Sementara sektor PHR yang glamor tidak mampu mengentaskan kemiskinan di Bali.

Hal itu mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor pariwisata (PHR) yang tinggi, tidak menjamin adanya pengurangan penduduk miskin di Bali. Oleh sebab itu perkembangan sektor pariwisata harus dimoratorium, termasuk penghentian rencana reklamasi Teluk Benoa, harap Prof Windia. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: