Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekonomian Berpotensi Membaik, Kredit Perbankan Bisa 16%

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 diperkirakan mencapai kisaran 5,0%-5,3% dari 5,0% pada tahun 2014, ditengah ketidakpastian ekonomi global. Perekonomian dunia pada tahun 2015 diperkirakan mengalami ketidakpastian yang dipicu oleh perlambatan ekonomi China, melemahnya harga komoditas di pasar internasional, dan rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Perlambatan ekonomi China serta turunnya harga komoditas di pasar internasional berpotensi menekan kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini. Sementara, rencana kenaikan suku bunga acuan di AS seiring dengan pemulihan ekonomi AS juga berpotensi memicu ketatnya kondisi likuiditas yang pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan investasi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Namun demikian, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi didasarkan pada kebijakan ekonomi pemerintahan baru dalam memperlebar ruang fiskal sehingga mampu memberikan stimulus yang nyata bagi pembangunan sektor riil seperti penguatan sektor hulu serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung hilirisasi industri.

Chief Economist, Global Market PermataBank Josua Pardede mengatakan, perbaikan ekonomi tahun ini lebih didorong oleh belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dan konsumsi rumah tangga.

“Perbaikan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 didorong oleh sisi pengeluaran investasi dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih baik. Peningkatan investasi khususnya didorong oleh belanja pemerintah untuk kegiatan pembangunan infrastruktur. Di samping itu, membaiknya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh ekspektasi turunnya laju inflasi seiring turunnya harga BBM dan harga-harga yang diatur pemerintah," kata dia dalam Media gathering “Global Market Updated” di Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Dengan perekonomian yang berpotensi membaik dibandingkan tahun sebelumnya, dia memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan naik menjadi 16% pada akhir tahun 2015 ini.

"Faktor utama pendorong menguatnya pertumbuhan kredit adalah kondisi ekonomi tahun ini yang diperkirakan lebih baik dibanding 2014," ungkap Josua.

Di samping itu, Bank Indonesia (BI) juga sedang menggodok kebijakan makroprudensial dalam hal perluasan cakupan definisi simpanan dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan LDR dalam kebijakan GWM-LDR diperkirakan akan melonggarkan likuiditas.

"Hal tersebut diperkirakan akan berdampak positif terhadap membaiknya kondisi likuditas yang selanjutnya mendorong penyaluran kredit perbankan," terang dia.

Meski begitu, Josua mengungkapkan ada juga beberapa faktor yang bisa menghambat laju pertumbuhan kredit. Contohnya adalah tingginya suku bunga dan risiko penyaluran kredit.

Sementara itu, prioritas utama perbankan dalam penyaluran kredit baru ditujukan kepada sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: