Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BNPB Resmikan Lima 'Shelter' Evakuasi Gempa di Sumatera dan NTB

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta -  Kementerian PU dan Perumahan Rakyat melalui Dirjen Cipta Karya telah membangun sejumlah tempat evakuasi sementara (selther) di Indonesia sebagai tempat perlindungn warga yang ditinggal didaerah rawan atau zona merah dari paska gempa dan gelombang tsunami sampai adanya ketempat pengungsian yang lebih aman.

Lima Shelter tempat evakuasi sementara itu diresmikan secara simbolis oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif  berpusat di Padang, Kamis (23/4). Shalter tersebut antara lain di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kelurahan Tabing Kecamatan Koto Tangah Padang dan Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dan di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu dan Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Hadir dalam peresmian adalah Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen  Cipta Karya  Adjar Prajudi, Sekjen Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Taufik Widjoyono dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno

Menurut Saymsul Shelter dibangun diperkirakan tahan terhadap gempa dan merupakan tempat evakuasi sementara maksimal dua jam. Seperti Shelter yang dibangun di Kecamatan Koto Tangah Padang,  terdiri atas lima lantai dengan ketinggian bangunan mencapai 22 meter dilengkapi dengan ruang perawatan, toilet dan jalur evakuasi vertical. Shalter ini dan mampu menampung sebanyak 4.500 jiwa dengan radius pelayanan 0,5-1 kilometer.

Kedepan Dirjen Cipta Karya akan  membangun lagi secara bertahap setidaknya  30 shelter tempat evakuasi sementara  di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang rawan terkena bencana tsunami, terutama di Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. "Perlu dibangun tempat evakuasi sementara sebagai perlindungan bagi warga yang terletak di daerah dekat pantai dan berisiko tinggi sehingga dapat menyelamatkan masyarakat," ujar Taufik Widjoyono, Pelaksana Tugas Sekretaris Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  

Namun yang tak kalah penting, menurut Syamsul adalah edukasi kepada masyarkat, perlu latihan evakusi secara berkelanjutan. “Hanya ada waktu 30 menit bagi warga untuk menyelamatkan diri setelah gempa terjadi. Begitu gempa segera berlari menuju shelter dan jangan sampai kembali sebelum dua jam atau kondisi dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Pengalaman menunjukan orang sudah lari tapi ada yang kembali, biasanya orang itu yang jadi korban,” kata Syamsul

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: