Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Liga Berhenti, Persebaya Khawatirkan Karier Pemain Muda II

Warta Ekonomi -

WE Online Surabaya - Sebelumnya, untuk mengisi jeda libur kompetisi dua pekan (12-25 April 2015), timnya juga telah menggelar dua kali uji coba di Jawa Tengah dan meraih tren positif, yakni melawan Persipur Purwodadi dan Persipati Pati yang skornya masing-masing 2-1 dan 1-0.

Gendar berharap pemain-pemainnya bersabar dan tetap fokus menjalankan program pelatih sesuai yang diinstruksikan. Selain itu, pihaknya juga berdoa agar situasi sepak bola Indonesia segera pulih dan menilai pemerintah, dalam hal ini Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi salah kaprah karena telah melarang pertandingan sehingga harus ada penyelesaian.

Ia mengaku sedih dan prihatin memikirkan nasib pemain-pemain sepak bola Indonesia, khususnya Persebaya jika kompetisi terhenti dan timnya tak bisa melanjutkan kompetisi akibat pelarangan. "Kasihan pemain. Mereka itu sangat berharap bonus pertandingan untuk digunakan keperluan sehari-hari. Kalau tak ada pertandingan, dari mana mereka membayar angsuran rumah, kendaraan bermotor atau keperluannya yang lain. Ini yang harus menjadi pemikiran Menpora," ucapnya.

Pilih Menunggu Sama seperti Persebaya, salah satu tim Liga Super Indonesia (LSI) lainnya, Persiba Balikpapan, mengaku sedih melihat perkembangan sepak bola Indonesia saat ini karena ada konflik di tubuh pemerintah dan fedarasi nasional (PSSI).

Pelatih Persiba Balikpapan Eddy Simon mengaku, sebagai klub peserta liga, pihaknya hanya bisa menerima kenyataan dan mengikuti aturan berlaku. "Mau bagaimana lagi? Sudah libur dua pekan, kemudian mau pertandingan lawan Persebaya juga dibatalkan. Kami tak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu perkembangan selanjutnya," kata dia ketika ditemui di Surabaya.

Pelatih yang sukses mengantar Pusamania Borneo FC menjuarai titel divisi utama sekaligus mengantarkan klub kebanggaan masyarakat Samarinda, Kalimantan Timur, sebagai peserta LSI 2015 tersebut berdoa agar konflik terhenti dan pemain bisa kembali merasakan gegap gempita serta nyanyian semangat suporter.

Timnya, lanjut dia, juga tidak akan berhenti berlatih untuk sekadar menjaga kondisi fisik dan mental pemain yang drop karena tak adanya pertandingan kompetitif. Namun, latihan yang diberikan akan sedikit diubah agar pemain tidak jenuh, antara lain dengan "fun game" dan memberikan motivasi ke pemain di lapangan.

"Kami akui, pemain mengeluh terhadap kondisi sekaranga ini. Kalau pelatih tidak memberikan menu latihan ringan disertai kegembiraan, tentu semakin membuat jenuh. Ini yang harus saya lakukan," katanya.

Pihaknya bersama Persebaya pun menunggu hasil pertemuan yang rencananya dilaksanakan Senin (27/4) antara Menpora, PT Liga Indonesia selaku operator pertandingan, serta klub-klub peserta LSI di Jakarta. "Pemain juga kami instruksikan bersabar dan menunggu hasil pertemuan. Terkait persoalan nonteknis di lapangan, kami serahkan ke manajemen," tuturnya.

Kedatangan Persiba Balikpapan ke Surabaya sejatinya akan bertanding menghadapi tuan rumah, namun dibatalkan panitia pelaksana karena tidak mendapat izin keamanan dari kepolisian. "Kami pastikan pertandingan batal karena tidak ada izin menggelar," ujar Sekretaris Panitia Pelaksana Arderio Hukom kepada wartawan di Surabaya.

Menurut Rio, sapaan akrabnya, polisi tidak berani mengeluarkan izin pertandingan karena sesuai arahan Kapolri setelah mendapat surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tentang pelarangan kegiatan kompetisi sepak bola Liga QNB 2015.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya membicarakan negosiasi untuk sekadar datang ke lokasi pertandingan sebagai upaya menjalankan peraturan pelaksanaan kompetisi. "Tapi tetap tidak ada izin dari polisi karena tak ada jaminan keamanan jika tetap dilakukan. Kami juga mendapat arahan bahwa kondisi sekarang berbeda dengan dua pertandingan sebelumnya karena dulu polisi tidak melarang," kata dia.

Panpel, lanjut Rio, sudah melakukan berbagai upaya agar pertandingan tidak batal, antara lain menggelarnya tanpa penonton dan memindahkannya ke lokasi lain. "Tapi usaha kami gagal dan diminta untuk 'cooling down' sehingga pertandingan Persebaya menghadapi Persiba tetap tidak bisa terlaksana. Kami mohon maaf," tukasnya.

Sementara itu, akibat batalnya pertandingan, Panpel mengaku mengalami kerugian hingga Rp120 juta, yang terdiri dari biaya cetak tiket, penyewaan dan pajak lapangan, serta hal-hal teknis lainnya. Kedua tim pun sama-sama mengaku kecewa dan mengeluh akibat pembatalan pertandingan karena dipastikan berdampak pada kondisi psikis dan mental pemain.

Persebaya mengaku sudah siap 100 persen menghadapi Persiba dan telah meminta pemain fokus ke pertandingan, meski indikasi pembatalan sudah terdengar. Pun demikian dengan tim tamu yang menilai batalnya pertandingan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis para pemainnya. (Ant)

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: