Berkat Fitur Filantropi, Dana Kelolaan FSI Peka Fund Naik 22,09%

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - First State Investments (FSI) Indonesia bersama Citi Indonesia mengungkapkan dana kelolaan reksa dana saham First State IndoEquity Peka Fund (FSI Peka Fund) mengalami peningkatan 22,09% pada Desember 2014.

"Total dana kelolaan untuk reksa dana FSI Peka Fund per akhir Desember 2014 tercatat sebesar Rp 821,6 miliar atau meningkat 22,09% dibandingkan tahun sebelumnya," kata Presiden Direktur FSI Indonesia Hario Soeprobo saat jumpa media di Jakarta, Selasa (28/4/2015).

Dia menyebutkan peningkatan yang terjadi pada FSI Peka Fund karena produk tersebut mempunyai fitur unik yang tidak dimiliki oleh produk reksa dana lainnya.

"Produk reksa dana FSI Peka Fund ini merupakan pionir di industri reksa dana saham yang mengusung konsep filantropi. Produk ini tidak hanya mengoptimalkan portofolio pendapatan investor, namun juga menyisihkan sebagian pendapatan investasi nasabah untuk berbagai kegiatan sosial," jelas dia.

Menurutnya Produk FSI Peka Fund merupakan wujud dari kepedulian FSI Indonesia bersama Citi Indonesia dalam mengajak serta memfasilitasi para investor untuk dapat berinvestasi seraya berbagi kepada sesama di berbagai bidang.

"FSI Peka Fund merupakan contoh konkret dari aksi kepedulian sosial dari para nasabah kami yang direalisasikan melalui hibah guna mendukung berbagai kegiatan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di negeri ini," tambah Retail Bank Head Rustini Dewi.

Selain memiliki fitur yang unik, meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap produk reksa dana di tahun 2014 juga turut mendorong peningkatan dana kelolaan FSI Peka Fund.

Hasil survey Citi FinQ (Financial Quotient) 2014 juga menunjukan bahwa reksadana menduduki posisi ke-4 sebagai produk investasi paling populer di Indonesia.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada akhir tahun 2014, total nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana telah mencapai Rp 266,22 triliun atau meningkat sebesar 21,4 persen dibanding NAB di akhir tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 219,12 triliun.