Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Industri Garam NTT Belum Digarap Optimal

Warta Ekonomi -

WE Online Kupang- Potensi lahan untuk pengembangan industri garam di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat besar tetapi belum di garap secara optimal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT Bruno Kupok dalam percakapan dengan Antara sesuai peringatan hari pendidikan nasional di Kupang, Sabtu, mengatakan dari 10.492 hektare lahan untuk pengembangan industri garam baru dimanfaatkan sebanyak 1.138 hektare.

Menurut dia, potensi pengembangan garam tersebut tersebar di 12 dari 21 kabupaten di NTT, antara lain di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Alor, Flores Timur, Lembata, Ende, Nagekeo, Manggarai, Sumba Timur, Sabu Raijua dan Rote Ndao.

"Dari luas lahan tersebut, 1.138 ha sudah dimanfaatkan masyarakat setempat untuk industri garam rumah tangga, 1.000 ha pengembangan dengan sistem geomembran sedangkan sisa lahan 9.354 Ha yang siap dimanfaatkan," katanya.

Dia mengatakan pemerintah telah membuat perencanaan untuk memanfaatkan potensi pengembangan industri garam pada 12 kabupaten di NTT, dan telah disampaikan ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Menurut dia, potensi lahan garam tersebut juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang telah meneken perjanjian kerja sama dengan NTT pada 20 Desember 2014 lalu. Data yang diperoleh menyebutkan, luas lahan potensial untuk industri garam di NTT antara lain, Kabupaten Kupang 6.363 Ha, TTS 150, TTU 120, Alor 40, Flores Timur 50, Lembata 60, dan Ende 1.120 Ha, Nagekeo 1.765 Ha, Manggarai 50, Sumba Timur 644, Sabu Raijua 100, dan Rote Ndao 30 Ha.

Dia menambahkan pihaknya terus mendorong industri garam rumah tangga maupun garam industri melalui beberapa pemerintah daerah di NTT. Saat ini industri garam untuk rumah tangga sudah mulai produksi di beberapa daerah yakni di Alor, Flores Timur, Sikka, Rote Ndao, Sabu dan Kota Kupang, katanya menjelaskan.

Mengenai garam industri dia mengatakan ada dua investor garam yang saat ini akan melakukan aktivitas yaitu PT. Cheetam Salt dan PT. Garam Indonesia. Kedua investor tersebut saat ini masih dalam tahap persiapan dan belum melakukan proses produksi, kata Bruno Kupok. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: