Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Integrasi Finansial Regional: Permulaan yang Menantang

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengenalan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada tahun 2015 akan menandakan mulainya era perekonomian baru. Menurut laporan McKinsey 2014, jika ASEAN adalah suatu negara, maka ASEAN akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke tujuh, dan pada 2050 diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat. Komunitas ekonomi yang baru ini memiliki potensi untuk menjadi pemain signifikan dalam perekonomian global dikarenakan tujuannya dalam mengintegrasi keuangan dan ekonomi.

Kami di SWIFT percaya bahwa integrasi regional yang sukses, seperti yang digambarkan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, dapat terjadi jika ditopang oleh fondasi integrasi keuangan yang kuat. Integrasi keuangan ASEAN, khususnya di ruang kolaboratif di mana koperasi kami beroperasi, akan membawa sektor jasa keuangan yang lebih kuat bagi masing-masing negara anggota ASEAN.

Jika membahas integrasi keuangan, umumnya orang akan berfikir mengenai Eropa. Saat ini, Eropa membangun integrasi pasar keuangannya dengan melembagakan Single Euro Payment Area (SEPA). Skema ini akan memanfaatkan standar baru yakni ISO 20022 dan akan memungkinkan transfer dana yang transparan dan efisien antar institusi. Target 2 di Uni Eropa adalah penghubungan sistem penyelesaian transaksi antar bank sentral dan Target 2 for securities (T2S) adalah pengintegrasian kustodian efek pusat dengan sistem bank sentral. Hal ini dicapai melalui koordinasi yang kuat dari sikap kolaboratif dan upaya antara bank yang terlibat serta pembelajaran dari dokumentasi praktek pasar regional.

Penciptaan sistem pembayaran yang terintegrasi merupakan tanggung jawab dari inisiatif seperti ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara). Integrasi pembayaran dapat menjadi elemen penting dari regionalisasi - tetapi juga memiliki tantangan. Beragamnya proses yang sudah ada, aturan, mata uang dan mekanisme membuat integrasi sistem jauh dari mudah. Sementara kawasan ASEAN mengharapkan pertumbuhan yang tinggi, salah satu tantangan terbesar yang kita lihat adalah investasi besar yang diperlukan untuk menangani berbagai sistem kliring domestik di beragam dimensi regulasi.

Untuk wilayah dengan bentuk integrasi yang lebih longgar dimana suatu wilayah menetapkan hubungan sukarela antara sistem pembayaran nasional yang independen, maka kesuksesan akan dapat diukur dengan penerapan standar baku yang dapat meningkatkan otomatisasi atau full straight through processing (STP) antara stakeholder sistem pembayaran di berbagai negara. Infrastruktur yang sama, peluang bersama Kabar baiknya saat ini adalah bahwa kita melihat adanya keseragaman dalam hal standarisasi untuk mendukung integrasi sistem pembayaran - ISO 20022, pendekatan standarisasi tunggal untuk semua inisiatif standar keuangan, dimana SWIFT merupakan Otoritas Pendaftaran dari ISO 20022.

Dengan bergeraknya Masyarakat Ekonomi ASEAN menuju integrasi ekonomi regional pada tahun 2015, maka akan dibutuhkan pasar keuangan untuk memiliki standarisasi pesan pasar terbuka dan platform komunikasi yang aman dan berstandar.

Standar ISO 20022 didasarkan pada praktek-praktek internasional yang terbaik dalam hal transaksi lintas perbatasan yang terkait dengan pembayaran, efek/ surat berharga dan transaksi perdagangan. Pengadopsian ISO 20022 dipandang sebagai pendorong utama dalam mengaktifkan keberhasilan integrasi dan pertumbuhan pasar keuangan di ASEAN.

Di ASEAN, SWIFT telah bekerja sama dengan industri dan pemerintah dalam hal internasionalisasi dan standarisasi pesan keuangan serta konektivitas. Negara-negara seperti Brunei mulai mengadopsi standar internasional yang akan membantu proses pembayaran, efek/ surat berharga, dan valuta asing [FX] yang lebih cepat, hal ini mencerminkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai oleh negara-negara ini. Singapura dan Malaysia sudah mengadopsi layanan SWIFT. Thailand, Filipina dan Indonesia juga menggunakan layanan SWIFT sebagai saluran alternatif dalam hal kliring pembayaran domestik.

Integrasi sistem pembayaran hanyalah salah satu aspek dari integrasi infrastruktur pasar keuangan yang diperlukan untuk mendukung regionalisasi yang ideal. Pasar sekuritas juga perlu melakukan integrasi. Aspek lain yang positif dari ISO 20022 adalah bahwa hal itu sudah terbukti menjadi jembatan dalam hal pengintegrasian unsur-unsur lain dari regionalisasi sitem keuangan.

Integrasi regional adalah mekanisme penting untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat di seluruh dunia, tetapi hal ini membutuhkan harmonisasi di berbagai tingkatan; politik, ekonomi dan infrastruktur. ASEAN wajib mendefinisikan visinya untuk integrasi keuangan dan tiap negara wajib memiliki strategi dan rencana implementasi integrasi di tingkat internal.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kita harus ingat bahwa integrasi keuangan bukanlah tujuan akhir; hal tersebut adalah sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Tujuan akhir adalah pemberdayaan masyarakat, bisnis dan ekonomi. Baik itu perusahaan kecil, menengah atau perusahaan multinasional yang ingin melakukan bisnis. Bisnis tersebut harus difasilitasi oleh sistem yang memungkinkan akses yang sama dengan cara yang aman, efisien dan berkelanjutan. Sistem keuangan dalam bidang keuangan yang diberikan harus memfasilitasi kemajuan ekonomi yang nyata dan melayani masyarakat serta bisnis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: