Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini yang Bikin Perbankan Malas Kasih Pembiayaan ke Sektor Maritim

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan rendahnya kucuran pembiayaan industri perbankan di sektor maritim disebabkan oleh adanya anggapan sektor maritim berisiko tinggi.

Hal tersebut dikatakan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Irwan Lubis saat jumpa pers di kantor pusat OJK, Jakarta, Senin (4/5/2015).

"Kita melihat sektor ini memang cukup tinggi risikonya karena bergantung pada cuaca, tapi kita menyakini dengan manajeman (risiko) yang baik akan punya potensi besar," kata Irwan.

Dia mengakui cukup tingginya risiko menyebabkan sektor maritim pernah menyumbang nonperforming loan (NPL) sebesar dua digit pada perbankan Indonesia sehingga industri jasa keuangan berasumsi risikonya relatif tinggi. "Namun, data akhir 2014 menunjukkan NPL sektor maritim telah menurun menjadi di bawah 5% dari total pembiayaan kemaritiman," tukas dia.

Makanya untuk menggenjot peningkatan pembiayaan di sektor maritim, OJK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pihak terkait telah membuat working group. Tujuannya untuk menyediakan data dan informasi guna meminimalisir risiko di sektor maritim.

"Sasarannya bagaimana kita menyediakan data dan informasi agar mereka (perbankan) bisa meningkatkan kredit di sektor maritim. Di sini juga ada informasi mengenai potensi, data, hambatan, dan faktor SDM-nya di sektor kelautan dan perikanan," paparnya.

Dengan begitu diharapkan akan banyak sektor jasa keuangan yang segera melirik untuk melakukan pembiayaan di sektor maritim. Adapun, potensi pertumbuhan sektor maritim masih sangat besar mengingat kontribusi sektor maritim baru sebesar 3,29% terhadap produk domestik bruto (PDB), padahal Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia.

Asal tahu saja, tiga per empat wilayah Indonesia merupakan wilayah lautan. Menurut rilis yang disampaikan OJK luas daratan dan lautan Indonesia masing-masing sebesar 1,9 juta km persegi dan 5,8 juta km persegi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: