Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Bawang Merah Picu Kalteng Inflasi 0,23% pada April

Warta Ekonomi -

WE Online, Palangka Raya - Berdasarkan data badan pusat statistik Kalimantan Tengah pemicu inflasi 0,23 di provinsi ini pada April 2015 disebabkan bensin, bawang merah, angkutan udara, ikan saluang dan gula pasir.

Mengenai laju inflasi tahun 2015 sampai April yang merupakan gabungan gabungan dari Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,19 persen dan year on year mencapai 5,71 persen, kata Kepala BPS Kalteng Sukardi di Palangka Raya, Senin (4/5/2015).

"Tapi, semua pihak perlu memahami bahwa dari 82 kota yang menghitung indek harga konsumen, tercatat 72 kota mengalami inflasi dan hanya 10 yang deflasi," tambah dia.

Dijelaskan, inflasi di Palangka Raya 0,08 persen disebabkan adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran. Enam kelompok tersebut, yakni makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,21 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen.

Sementara sandang 1,08 persen, kesehatan 0,78 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08 persen serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,08 persen. "Kalau kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,06 persen. Mengenai komoditasnya yang mengalami penurunan harga penyumbang deflasi itu daging ayam ras, ikan gabus, sepeda moyor, ikan nila dan jeruk," kata sukardi.

Dia mengatakan, kota Sampit pada April 2015 inflasi sebesar 0,52 persen, laju inflasi tahun kalender 2015 hingga April berkisar 0,69 persen dan year on year 6,85 persen.

Komoditas pemicu inflasi di Sampit antara lain bensin, bawang merah, nasi dengan lauk, ikan selar dan ikan bakar. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan dengan andil inflasi antara lain beras, cabai rawit, ikan nila, ketimun dan kacang panjang.

"Jika dilihat di wilayah Kalimantan, inflasi tertinggi berada di kota Pontianak 0,55 persen, Sampit 0,52 persen, tanjung 0,40 persen, Banjarmasin 0,38 persen, Samarinda 0,24 persen, Tarakan 0,21 persen, Singkawang 0,08 persen, Palangka Raya 0,08 persen dan Balikpapan -0,32 persen," demikian Sukardi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: