Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSSI Papua: Lebih Baik Bina Pesepak Bola Usia Dini Dibanding Urusi Kisruh

Warta Ekonomi -

WE Online, Jayapura - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Papua diminta tidak terpengaruh dengan kisruh sepak bola antara PSSI pusat dengan Menpora, tetapi lebih mementingkan pembinaan para pemula agar lahir pesepak bola muda seperti Boaz TE Salossa.

Pernyataan ini terungkap ketika RRI Nusantara V Jayapura menggelar dialog interaktif dengan tema "Apa yang perlu dilakukan oleh PSSI Papua terkait masalah penghentian LSI QNB dan Divisi Utama yang merupakan dampak dari pembekuan PSSI pusat oleh Menpora Imam Nahrawi' yang dipandu oleh Rezki Kurniawan, Selasa (5/5/2015) pagi.

Ny Monim warga Kompleks RSUD Dok II Jayapura mengatakan PSSI di Papua tidak perlu terpengaruh dengan kegaduhan yang terjadi di pusat. "Kita tidak usah terpengaruh dengan masalah di pusat, PSSI Papua lebih baik fokus pada pembinaan sepak bola di usia dini hingga tingkatan senior, agar tercipta pesepak bola Boaz-boaz lainnya," katanya.

Pernyataan Ny Monim itu mendapat dukungan dari Erik, warga Waena, Distrik Heram. "Kondisi riil, memang terjadi masalah di PSSI dan pemerintah, tetapi sepak bola di Papua tidak perlu mati. Kita perlu buat kompetisi berjenjang tingkatan umur dari 17 tahun - 23 tahun, apa lagi PSSI di Papua belum ada kegiatan sama sekali, ini harus dilakukan untuk cetak prestasi di kemudian hari," katanya.

Sementara Andreas Samakori, warga Polimak, Distrik Jayapura Selatan dan Hans, warga Kotaraja Distrik Abepura berpendapat bahwa jika kompetisi dihentikan maka Persipura bisa main di liga regional lainnya agar talenta-talenta sepak bola Papua tidak mati.

"Saya setuju sekali jika FIFA berikan sanksi kepada kita, sebagai bentuk pembelajaran agar tercipta paradigma baru sepak bola sehingga ke depan bisa tercipta prestasi yang bagus," kata Hans.

Sebelumnya, PSSI Pusat menyatakan menghentikan Liga Super Indonesia QNB dan Divisi Utama musim 2015 karena keadaan 'Force Major' dampak dari pembekuan atau sanksi administrasi dari Menpora Imam Nahrawi.

Sementara klub profesional Persipura Jayapura yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua menyatakan tunduk dan taat kepada aturan yang berlaku di Indonesia dan tentunya pada PSSI yang diakui oleh FIFA sebagai otoritas tertinggi sepak bola dunia.

"Persipura kan klub di dalam Indonesia, tentunya ikut aturan yang ada dan dikeluarkan oleh PSSI," kata ketua umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano (BTM) di Kota Jayapura, Papua, Senin (4/5).

Menurut dia, "Apa yang PSSI lakukan, kami Persipura tetap ikut. Yah aturan yang dikeluarkan oleh PSSI kita ikuti," katanya.

Mengenai liga yang diwacanakan akan dijalankan oleh tim transisi dari Kemenpora, BTM menegaskan bahwa Persipura tetap berdiri dengan teguh bahwa PSSI adalah badan atau lenbaga bagian dari FIFA. "Kami tidak mencampuri urusan ke dalam. Yang terpenting adalah Menpora dan PSSI bisa duduk bersama selesaikan masalah yang ada sehingga kompetisi ini bisa berjalan dengan baik," katanya.

"Kami ikut yang dikeluarkan oleh PSSI, kita tahu bersama kalau itu sudah intervensi dari pemerintah itu bakal ada sanksi dari FIFA, kami hanya ingin ikut aturan," lanjutnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: