Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Butuh Biaya Besar, Pemkab Mimika Minta Freeport Dukung Perbaikan Alur Sungai

Warta Ekonomi -

WE Online, Timika - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, meminta PT Freeport Indonesia mendukung program perbaikan alur-alur sungai di wilayah pesisir karena terjadi proses sedimentasi cepat sehingga menghambat kelancaran arus transportasi masyarakat.

Kepala Dishubkominfo Mimika John Rettob kepada Antara, di Timika, Selasa (5/5/2015), mengatakan pekerjaan perbaikan alur-alur sungai di wilayah pesisir Mimika membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan usur terkait lainnya seperti PT Freeport Indonesia.

"Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini pasti sangat besar. Tapi ini resiko kalau kita mau memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat asli Papua yang tinggal di kampung-kampung pesisir agar mereka tidak terus terisolasi dari dunia luar," kata John.

Ia mengatakan, Pemkab Mimika mulai tahun ini melakukan kegiatan perbaikan alur sungai-sungai ke wilayah Mimika Barat terutama pada Kali Ipa hingga Kokonao yang kondisinya sangat dangkal terutama saat air surut.

Dengan kondisi seperti itu, perahu motor sebagai satu-satunya alat transportasi utama bagi warga untuk bisa bepergian dari Timika ke kampung-kampung pesisir di Mimika Barat maupun sebaliknya sering kandas selama berjam-jam di lokasi itu.

Proses pendangkalan alur-alur sungai di wilayah pesisir Mimika juga merupakan dampak dari aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia. Pasalnya, limbah tailing Freeport berupa pasir halus dari pabrik pengolahan di Mil 74 disalurkan ke dataran rendah Mimika melalui Sungai Otomona dan seterusnya dibuang ke perairan Arafura di selatan Papua.

Material tailing yang dibuang Freeport ke laut selatan Papua sangat besar hingga berjuta-juta kubik per hari dalam kurun waktu puluhan tahun operasinya. Pasir-pasir halus tailing Freeport yang masuk ke laut kemudian terhempas arus gelombang dan ombak dan kembali masuk ke alur-alur sungai sehingga memicu dan mempercepat proses sedimentasi dan pendangkalan sungai.

"Kita sangat berharap agar pekerjaan ini bisa dilakukan dengan sistem keroyokan. Kita minta dukungan dari pusat, dari provinsi maupun dari Freeport. Kalau semua mendukung, kita tinggal memilah, pusat akan tangani pekerjaan mana, demikian juga provinsi, kabupaten maupun Freeport," tutur John.

Dia menambahkan jika semua alur sungai di wilayah pesisir Mimika bisa diperbaiki maka hasilnya tidak saja akan memperlancar arus transportasi ke kampung-kampung pesisir, tetapi juga akan memacu pertumbuhan ekonomi warga setempat.

"Kalau transportasi lancar, pasti ekonomi masyarakat akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Tapi kalau transportasi sulit, bagaimana kita mau meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat asli Papua. Semua petugas pemerintah tidak ada yang berani dan mau bertugas di kampung pedalaman dan pesisir jika transportasinya masih sulit dan mahal," tuturnya.

Ia menambahkan, Dishubkominfo Mimika berkomitmen kuat untuk menuntaskan pekerjaan perbaikan semua alur sungai-sungai utama sebagai jalur transportasi ke wilayah-wilayah pesisir Mimika yang hampir semua kampung pemukiman masyarakatnya berada di daerah delta yang dikelilingi sungai.

"Kami bertekad untuk menghidupkan jalur-jalur angkutan sungai mulai dari Mimika Barat hingga Mimika Timur, Jita dan Agimuga dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat setempat yang hidup di sekitar alur sungai itu," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: