Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jakmania Ingin Jokowi Selesaikan Kisruh PSSI

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Suporter fanatik Persija Jakarta, Jakmania meminta Presiden Joko Widodo turun tangan menyelamatkan persepakbolaan Indonesia setelah terjadi pembekuan PSSI dan penghentian kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.

"Kami ingin segera Pak Presiden menyelesaikan masalah ini, kami sudah meminta kemana-mana sampai akhirnya kami ke sini (Istana Negara). Semoga Pak Presiden mempunyai hati nurani," kata Ketua Umum Jakmania, Richard Achmad Supriyanto dalam orasinya di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Dalam orasinya, ia juga meminta agar kompetisi ISL dapat digulirkan kembali secepatnya. "Kompetisi merupakan hiburan rakyat Indonesia dan pemersatu bangsa. Kami juga kasihan dengan nasib para pemain yang menggantungkan hidupnya dari ISL," kata Richard.

Sampai berita ini diturunkan, ribuan Jakmania masih melakukan orasi di depan Istana Negara yang dijaga ratusan polisi dari Polres Metro Jakarta Pusat. Selain itu, orasi yang dilakukan ribuan Jakmania mengakibatkan kemacetan dari arah Jalan Medan Merdeka Utara (depan Istana Negara) menuju Harmoni.

Sebelumnya, pada Sabtu (2/5), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan menghentikan seluruh kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 setelah PSSI menyatakan keadaan "force majeure". "Menurut regulasi kompetisi, maka dianggap seluruh kompetisi ISL 2015 tidak ada atau selesai tapi tidak tuntas," kata Pucuk Pimpinan Manajemen PT Liga Indonesia setelah rapat dengan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta, Sabtu.

Menurut Joko, keputusan tersebut akan ditindaklanjuti kepada seluruh klub dalam rapat direksi PT Liga Indonesia. "Karena akan memiliki dampak terhadap hubungan liga dengan klub, liga dengan "partner", dan klub dengan pemain," katanya.

Selain itu, PSSI menyatakan keadaan "force majeure" sehingga menyebabkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama 2015 dihentikan. "Ada satu kekuatan yang luar biasa melakukan intervensi terhadap PSSI yang mengakibatkan suasana menjadi gaduh sampai sekarang," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan di kantor PSSI, Sabtu.

Menurut Hinca, pihaknya telah berusaha secara maksimal dengan prinsip-prinsip menghormati dan terbuka terhadap pihak Kemenpora dengan cara mengajak berdialog untuk menjelaskan duduk persoalan apa adanya tetapi belum mendapat tempat yang seharusnya.

Ia mengatakan keadaan "force majeure" terjadi setelah 17 April ketika keluar SK Menpora yang tidak mengakui PSSI kemudian dilanjutkan dengan surat Menpora kepada Polri pada 20 April yang meminta agar kepolisian tidak memberikan izin penyelenggaraan sepak bola di Indonesia.

"Maka, Komite Eksekutif PSSI memastikan keadaan "force majeure" telah terjadi di luar kehendak PSSI bahkan diluar kehendak Undang-Undang," katanya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: