Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Pun Bisa Bersikap Tegas I

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Presiden Joko Widodo yang biasanya berbicara tenang atau lemah-lembut ternyata berani juga berkata dengan keras dan tegas kepada publik ketika pada hari Jumat (1/5/2015) di Solo berkomentar tentang Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Waka Polri) Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.

"Saya sudah perintahkan juga KEPADA WAKA POLRI UNTUK TIDAK MEMBUAT LAGI HAL-HAL YANG MEMBUAT KONTROVERSI DI MASYARAKAT ATAUPUN KETIDAKSINERGIAN ANTARA KPK DAN POLRI," kata Joko Widodo kepada wartawan usai melaksanakan sholat Jumat.

Sementara itu, mantan wali kota Solo itu juga mengungkapkan bahwa dirinya telah memerintahkan Kepala Polri Jenderal Polisi Badrodin Haiti untuk tidak menahan Novel Baswedan yang pernah bertugas di lingkungan Polri dalam kasus dugaan pembunuhan tersangka pencurian sarang burung walet di Kota Bengkulu pada tahun 2004.

Saat itu, Novel Baswedan yang berpangkat Inspektur Satu Polisi menjadi Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bengkulu .

Polisi saat itu menangkap enam orang tersangka yang satu di antaranya meninggal dunia yang diduga akibat penganiayaan polisi. Novel yang merupakan saudara sepupu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan kemudian menjadi penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sejak tahun 2007 setelah melalui seleksi yang ketat.

Novel merupakan orang yang lurus-lurus saja," kata Mendikbud Anies Baswedan kepada wartawan baru-baru ini ketika mengomentari sikap saudara sepupunya itu.

Karena Kepala Negara telah memerintahkan Kapolri untuk tidak menahan Novel, maka pada hari Sabtu ia dibebaskan setelah dari Jakarta dibawa ke Bengkulu untuk menjalankan proses pemeriksaan di tempat kejadian perkara. Sementara itu, pernyataan Kepala Negara mengenai Budi Gunawan juga patut direnungkan.

"Kalimat" tidak membuat lagi kontroversi di masyarakat serta ketidaksinergian antara KPK dengan Polri" patut direnungkan.

Dari segi Bahasa Indonesia, secara jelas dapat disimpulkan bahwa karena Jokowi memerintahkan Budi Gunawan untuk tidak lagi membuat kontroversi, maka tentu Kepala Negara secara sadar mengetahui atau memegang bukti bahwa Budi Gunawan pernah membuat atau menimbulkan kontroversi.

Sementara itu, anak kalimat "ketidaksinergian antara KPK dengan Polri" juga memperlihatkan bahwa presiden mengetahui Budi Gunawan pernah mengakibatkan tidak sinerginya KPK dengan Polri, padahal kedua lembaga itu sama-sama bertugas menegakkan hukum.

Sekalipun pengangkatan Budi Gunawan merupakan hak Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, semua orang tahu bahwa penunjukan Waka Polri itu pasti atas persetujuan Presiden.

Beberapa bulan lalu, Jokowi mengajukan nama Budi kepada DPR untuk disetujui menjadi kapolri, namun hal itu tak kunjung terlaksana setelah KPK menyebutkan bahwa mantan Kapolda Jambi itu menerima gratifikasi sehingga akhirnya yang menjadi pemimpin Polri adalah Badrodin Haiti.

Novel Baswedan pernah menjadi penyidik pada kasus pemeriksaan atau penyidikan mantan kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo yang terlibat dalam kasus korupsi pengadaan alat simulasi bagi calon pengemudi motor dan kendaraan yang merugikan keuangan negara miliaran rupiah.

Djoko Susilo diketahui diduga memiliki harta benda miliaran rupiah dari hasil gratifikasi itu mulai dari beberapa rumah mewah, mobil mewah hingga tanah di beberapa daerah.

Sementara itu, Budi Gunawan sendiri, yang didukung sejumlah anggota DPR akhirnya naik jabatan juga dari pimpinan Lembaga Pendidikan Polri menjadi Wakil Kepala Polri atau Waka Polri.

Karena Jenderal Badrodin hanya akan menjadi Kepala Polri sekitar satu tahun dan lima bulan hingga kurang lebih pertengahan tahun 2016, maka Budi Gunawan bisa menjadi calon kuat Kapolri yang baru walaupun Polri masih memiliki beberapa nama jenderal berbintang tiga atau Komisaris Jenderal dan berbintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen). (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: