Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Klub dan Pemain Rugi Akibat Liga Dihentikan

Warta Ekonomi -

WE Online, Mataram - Manajemen Persatuan Sepak Bola Sumbawa Barat (PS Sumbawa Barat), klub divisi utama Liga Indonesia, menyesalkan penghentian kompetisi sepak bola karena merugikan klub dan pemain sepak bola.

Humas PS Sumbawa Barat Manurung yang dikonfirmasi dari Mataram, Rabu (6/5/2015), menyatakan penghentian kompetisi berpengaruh besar terhadap klub dan pemain. "Klub dan pemain jelas menjadi pihak yang paling dirugikan atas keputusan tersebut," katanya.

Ia menyatakan meski kompetisi tidak bergulir, kewajiban klub terhadap pemain tetap berjalan. Misalnya, pembayaran gaji, akomodasi, biaya operasional untuk latihan rutin.

"Dalam kondisi belum ada kejelasan seperti sekarang, apakah kompetisi akan berlanjut atau tidak, latihan rutin tetap kami laksanakan. Kami tidak mau ketika tiba-tiba ada keputusan kompetisi dilanjutkan, kami dalam keadaan tidak siap," ujarnya.

PS Sumbawa Barat selama musim kompetisi 2015 ini sudah melaksanakan satu kali laga tandang ke PS Tabanan Bali sebelum kompetisi dihentikan. Manurung mengaku khawatir ketidakpastian kelanjutan kompetisi akan berpengaruh buruk terhadap psikologi pemain.

Karena itu, ia berharap polemik yang sekarang terjadi bisa segera menemukan solusi dan kompetisi segera bergulir kembali. "Kami sudah menerima undangan dari PT Liga Indonesia untuk menghadiri pertemuan di Jakarta pada 7 Mei. Kami berharap dalam pertemuan tersebut akan ada kepastian tentang kelanjutan kompetisi," kata Manurung.

Dihubungi terpisah, pemain klub divisi utama PS Tuban, Saddam Husain, asal Sumbawa Barat, juga menyatakan hal serupa. Saddam mengaku imbas dari tidak bergulirnya kompetisi itu, menyebabkan klub tempatnya "merumput" memulangkan seluruh pemain dan baru akan dipanggil kembali jika sudah ada kepastian tentang kelanjutan kompetisi.

Itu pun tanpa kepastian apakah kontrak akan dilanjutkan atau tidak. Artinya, pemain yang dipanggil itu yang kontraknya berlanjut, sedangkan yang tidak dipanggil kembali oleh klub, berarti kontraknya diputus. "Kami sebagai pemain jelas rugi atas keputusan penghentian kompetisi ini. Dengan pemulangan oleh klub, berarti pembayaran gaji oleh klub juga dihentikan. Tidak main berarti tidak digaji," katanya.

Saddam mengaku paham atas keputusan Menpora yang membekukan PSSI yang bertujuan untuk membenahi organisasi tersebut. Tetapi nasib pemain dan klub semestinya juga harus menjadi pertimbangan. "Memang banyak 'mafia' di PSSI, jadi butuh pembenahan menyeluruh untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Tetapi sebagai pemain kami tentu berharap agar polemik ini segera berakhir dan kompetisi bisa berlanjut lagi," ujar Saddam. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: