Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ICEPO 2015 Digelar, Sofyan: Tidak Ada Keberhasilan Tanpa Dedikasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Saat meresmikan International Conference & Exhibition on Palm Oil (ICPO) 2015 di Jakarta, Rabu (6/5) yang diselenggarakan oleh Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan kegembiraanya bahwa Indonesia telah mampu memperluas kebun sawit hingga saat ini mencapai lebih dari10 juta hektar.

“Kita sudah berhasil menciptakan kebun sawit hingga lebih dari 10 juta ha, namun persoalan sekarang tidak hanya sebatas luas lahan namun utamanya adalah kualitas yang terpenting, berapa produktifitas per hektar yang bisa kita hasilkan, bagai mana good business practices bisa kita terapkan,” kata Sofyan yang didampingi oleh Delima Hasri Darmawan, Ketua GPPI , Soedjai Kartasasmita, Vice Chairman Adversory of ICE PO 2015, Biswadev Sengupta, CEO Tata Motors, Pariatmono, Deputi Bidang Pendayagunaan IPTEK, Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian.

Untuk meningkatkan kualitas produksi kebun sawit merurut sofyan adalah dedikasi yang tinggi dari para shareholder hingga ke buruh kebun sawit itu sehingga bisa bisa menghasilkan produksi yang baik, “Tidak ada keberhasilan tanpa dedikasi,” katanya.

“Saat ini ada perkebunan kita yang mampu menghasilkan 7-8 ton per ha, itu pasti karena dibangunan  dengan dedikasi yang tinggi. Saya tau ada direksi perkebunan yang berbulan-bulan tinggal dikebun tapi ada juga direksi yang sejak kebun dibuat tidak pernah datang ke kebun. Padahal kehadiran direksi sangat penting untuk memberi dukungan bagi para karyawan dan buruh tani perkebunan, memberi semangat dan motifasi yang pada akhirnya akan memberi hasil maksimal,” seru Sofyan.

Sofyan menguraikan bahwa program sawit tidak hanya sebatas mengejar kenaikan produksi 60 juta ton per tahun namun tantangan yang didepan mata adalah merehabilitasi 3 juta ha perkebunan rakyat agar dapat menjadi kebun yang modern dan menghasilkan produsi yang tinggi.

“Ada kesempatan baik dalam bisnis sawit, kita telah menyepakati beberapa hal terkait penggunaan skema 15% biofuel yang berasal dari minyak kelapa sawit dalam produksi solar, selain itu banyak ragam yang bisa dikembangkan menjadi produk turunan dari CPO yang bisa memberikan nilai tambah. Kita berharap ke depan kita mampu mengekspor produk turunanya, tidak sekedar CPO.”

Senada dengan Sofyan, Soedjai Kartasasmita mengatakan, “Jaman keemasan Sawit kita telah lewat, saat ini harga komoditas kelapa sawit turun, produktivitas rendah dan biaya produksi tinggi. Bila kita tidak melakukan apa-apa termasuk sistem pemupukan yang benar kita akan ketinggalan.”

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: