Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemegang Saham Restui Garuda Terbitkan Sukuk Global Senilai US$ 500 Juta

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah merestui rencana perseroan yang akan menerbitkan sukuk global senilai 500 juta dolar AS atau setara Rp6,5 triliun yang salah satu tujuannya untuk pembayaran utang.

Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Tangerang, Jumat mengatakan persetujuan emisi obligasi syariah global itu telah tertuang dalam Persetujuan atas Rencana Transaksi Material Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yaitu penerbitan Sukuk Global di luar negeri.

"Penerbitan sukuk global sudah disetujui oleh pemegang saham pada hari ini dengan jumlah maksimum 500 juta dolar AS," katanya.

Dia mengatakan tujuannya untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum (general corporate purposes). Nantinya, lanjut dia, hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum, termasuk pembiayaan kembali atau "refinancing" utang perseroan yang ada saat ini.

Pasalnya, per 31 Desember 2014, Garuda memiliki utang jangka panjang sebesar 964,7 juta dolar AS. "Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian utang jangka panjang perseroan dengan biaya yang lebih efisien," jelas dia.

Emiten berkode saham GIAA tersebut telah lama berencana untuk menerbitkan sukuk global senilai 500 juta dolar AS atau setara Rp 6,5 triliun. Arif mengatakan obligasi syariah direncanakan memiliki jangka waktu lima tahun dengan tingkat bunga maksimum 6,9 persen per tahun.

Selain itu, kata dia, Garuda akan mendirikan perusahaan di luar negeri sebagai penerbit sukuk bertindak selaku koordinator adalah National Bank of Abu Dhabi PJSC (NBAD) dengan joint structuring advisor NBAD dan Dubai Islamic Bank PJSC (DIB).

Kedua bank asal Timur Tengah tersebut juga bertindak selaku "joint lead managers" dan "joint bookrunners" dengan penambahan setelah berkonsultasi dengan manajemen GIAA selaku obligator.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Garuda IGN Askhara Danadiputra mengatakan pihaknya juga akan lebih teliti dalam belanja modal untuk pelayanan dan operasi. "Kita akan melakukan 'smart expanse' (belanja cerdas) karena kita cukup berhati-hati untuk belanja modal," katanya.

Namun, lanjut dia, bukan berarti menurunkan pelayanan dan operasi, tetapi lebih melihat komponen mana yang perlu dikurangi dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan, salah satunya mengubah pesawat kelas bisnis menjadi seluruhnya kelas ekonomi (all economy class).

Selain itu, Garuda berhasil membukukan laba sebesar 12,4 juta dolar AS pada Kuartal I 2015 atau peningkatan 107,5 persen dibanding periode sama 2014 yang mengalami kerugian sebesar 166,2 juta dolar AS. Pendapatan (operating revenue) Garuda pun, lanjut dia, ikut terkerek sebesar 927,3 juta dolar AS pada Kuartal I 2015 atau meningkat sebesar 13,4 persen dibanding periode yang sama 2014 yang hanya mencapai 817,4 juta dolar AS. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: