Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Malaysia: Saya Sangat Prihatin pada Nasib Pengungsi

Warta Ekonomi -

WE Online, Kualalumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Jumat (15/5/2015), menyatakan sangat prihatin dengan nasib pengungsi, yang mengarus ke pantai Asia Tenggara, dengan mengatakan ada keinginan bersama di kawasan itu untuk menyelesaikannya.

"Saya sangat prihatin pada nasib pengungsi di kawasan kami, yang beberapa di antaranya sudah mencapai pantai kami dan yang lain masih mencobanya. Kami berhubungan dengan semua pihak terkait, tempat kami berbagi keinginan untuk menemukan penyelesaian untuk bencana itu. Masalah itu adalah salah satu kepentingan dunia dan kawasan," kata Najib.

Ratusan pengungsi dari Myanmar dan Banglades pekan ini berupaya mencapai Asia Tenggara dan pegiat memperkirakan hingga 8.000 lebih mungkin masih di laut dan terancam mati kelaparan. Tapi, keputusan Indonesia, Malaysia dan Thailand mengusir perahu sarat pengungsi kelaparan disambut kemarahan, termasuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Najib tidak memberikan tanda perubahan kebijakan Malaysia, tapi mengatakan pemerintahnya mengambil tindakan seperlunya.

"Kementerian Luar Negeri dan Dewan Keamanan Negara mengambil tindakan diperlukan untuk menangani bencana kemanusiaan itu," katanya.

Kepala badan hak asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat menyatakan terkejut bahwa tiga negara Asia Tenggara mengusir pengungsi kelaparan, yang sekitar 6.000 di antaranya terdampar di laut. Zeid Ra'ad Al Husein mendesak Thailand, Malaysia dan Indonesia tidak memperburuk bencana perdagangan manusia, yang melibatkan warga Bangladesh dan suku Rohingya dari Myanmar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan lebih dari 25.000 orang melakukan perjalanan ke selatan dari teluk Benggala antara Januari hingga Maret tahun ini. Zeid memuji Indonesia, yang mengizinkan 582 pengungsi mendarat pada Minggu, dan Malaysia, yang memungkinkan 1.018 untuk turun pada hari berikutnya, tapi menyatakan kapal lain diusir sejak itu.

"Saya terkejut atas laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia mengusir perahu penuh pengungsi rentan kembali ke laut, yang akan menyebabkan banyak kematian. Pusat perhatiannya harus pada menyelamatkan nyawa, bukan membahayakan mereka," katanya.

Seruan itu muncul saat lebih dari 750 warga Rohingya dan Bangladesh diselamatkan di lepas pantai Indonesia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: