Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Andrinof: Pertumbuhan Ekonomi Tetap Ingin di Kisaran 7 Persen Setiap Tahun

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago mengklaim asumsi makro pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,8--6,2 persen sudah sesuai dengan kondisi riil perekonomian, terutama memperhitungkan pengaruh dari tekanan-tekanan global.

Di sela seminar "Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas" di Jakarta, Rabu (20/5/2015), Andrinof mengatakan bahwa target pertumbuhan 5,8--6,2 persen pada tahun 2016 memang berbeda dengan target yang tercantum saat Murenbangnas dan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015--2019 sebesar 6,4--6,6 persen.

"Itu kan pada RPJMN. Kalau untuk tahunan itu, kita lebih lihat situasi yang riil. Kalau keinginan kita, tetap ingin di kisaran 7 persen setiap tahun," ujar dia.

Andrinof meyakini realisasi belanja infrastruktur akan berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016. Belanja infrastruktur diandalkan dan menjadi prioritas pemerintah karena menjadi penopang pertumbuan seluruh sektor-sektor ekonomi dan mendorong ke arah pembangunan berkelanjutan.

Dia mencontohkan realisasi pembangunan pembangkit listrik akan menstimulus pembangunan industri dan aliran investasi ke daerah sehingga pertumbuhan akan lebih merata. Pada tahun 2015, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan realisasi belanja infrastruktur sebesar Rp290,3 triliun dapat menambah 0,6 persen ke pertumbuhan ekonomi.

"Dari 'baseline'-nya akan tambah 0,6 persen, hal itu harus dipercepat," kata Staf Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Ekonomi Bambang Priambodjo.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menambahkan bahwa pemerintah juga telah mamstikan akan meningkatkan alokasi anggaran untuk daerah melalui pos belanja transfer daerah dan dana desa yang secara kumulatif jumlahnya melebihi Rp1.000 triliun pada tahun 2016.

Pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas memetakan sasaran pembangunan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, dimensi pembangunan sektoral, dan dimensi pembangunan antarkewilayahan.

Pada Rabu siang ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di sidang paripurna DPR menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 sebesar 5,8--6,2 persen. Kemudian, laju inflasi sebesar 3,0--5,0 persen. Adapun beberapa asumsi lainnya adalah nilai tukar rupiah Rp12.800,00--Rp13.200 per dolar AS dan suku bunga SPN 3 bulan 4,0--6,0 persen.

Selain itu, asumsi lainnya adalah harga ICP minyak 60--80 dolar AS per barel, "lifting" minyak 830.000--850.000 barel per hari, dan "lifting" gas 1.100.000--1.200.000 barel per hari setara minyak.

Tantangan Infrastruktur Menkeu mengatakan bahwa tantangan yang bisa menghambat akselerasi pertumbuhan secara berkelanjutan harus diatasi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kesenjangan pendapatan.

Selain itu, kata dia, tantangan struktural lainnya adalah terkait dengan terbatasnya ketersediaan infrastruktur yang bermanfaat untuk konektivitas serta peningkatan kapasitas produksi dan daya saing nasional. "Pemerintah akan fokus pada pengembangan infrastruktur yang mendukung konektivitas, ketersediaan sumber energi, khususnya sumber daya listrik, pencapaian kedaulatan pangan, dan penguatan sektor maritim," ujar Menkeu.

Pernyataan Menkeu itu merupakan pengantar dan keterangan Pemerintah atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2016 di Rapat Paripurna DPR RI. Pengantar yang disampaikan oleh Menteri Keuangan ini merupakan acuan bagi pemerintah dan DPR dalam rangka pembicaraan pendahuluan untuk penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: