Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

FIFA Tolak Temui Tim Transisi

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online Jakarta– Rencana Tim Transisi untuk menemui FIFA sepertinya tak akan terwujud. Sebab, federasi sepak bola dunia tersebut tak memiliki waktu untuk bertatap muka dengan Tim bentukan Kemenpora itu. Alasannya, FIFA sibuk dengan agenda Kongres, mulai 25-30 Mei nanti.

Bahkan, FIFA telah melayangkan surat resmi yang ditujukan kepada Sekretaris Menpora Alfitra Salamm, 22 Mei lalu. “Kami tidak bisa menemui delegasi yang Anda kirim karena permintaan pertemuan tersebut diajukan dalam jangka waktu pendek dan bertepatan dengan agenda Kongres FIFA ke-65,” tulis surat FIFA yang diteken Sekjen FIFA Jerome Valcke.

Selain itu, FIFA juga mengingatkan kepada Pemerintah Indonesia agar tak mencampuri urusan sepak bola karena melanggar Statuta FIFA pasal 13 dan 17. Surat tersebut juga menegaskan bahwa tenggat waktu bagi Indonesia untuk menyelesaikan konflik maksimal 29 Mei.

Jika Kemenpora dan PSSI tak kunjung damai, maka sanksi akan dijatuhkan. Sementara itu, Tim Transisi akan terbang ke markas FIFA di Swiss pada 26 Mei. Ada lima orang yang akan berusaha menemui FIFA, yaitu Bibit Samad Riyanto, Ricky Yakobi, Cheppy Wartono, Zuhairi Misrawi, dan Francis Wanandi.

Tetap Berangkat

Cheppy Wartono mengaku sudah mengetahui surat penolakan FIFA tersebut. Meski demikian, pihaknya tetap akan berangkat ke Swiss dengan tujuan utama bertemu Presiden FIFA Sepp Blatter. Namun jika gagal, pihaknya sudah memiliki alternatif lain, yakni bertatap muka dengan Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali bin Al-Hussein dan Ketua Asosiasi Sepak Bola Belanda, Michael van Praag.

Menurut Cheppy, pihaknya sudah menghubungi Pangeran Ali dan Van Praag. Kedua tokoh tersebut bersedia menerima kunjungan Tim Transisi. “Kami akan menemui Pangeran Ali dan Van Praag,” tuturnya. Di sisi lain, Tim bentukan Kemenpora ini juga akan bertemu perwakilan negara-negara lain yang pernah dihukum FIFA.

Tim Transisi ingin mengetahui cara memperbaiki sepak bola di negara bersangkutan, selanjutnya diterapkan di Indonesia. Cheppy mengatakan, sebenarnya Tim Transisi ingin menjelaskan kepada FIFA bahwa konflik yang terjadi saat ini bukan bentuk campur tangan pemerintah. Dan, kondisi itu akan disampaikan kepada FIFA supaya dunia tahu kejadian yang sesungguhnya.

“Biar seluruh negara tahu, kalau Indonesia dihukum bukan karena intervensi pemerintah, namun karena kondisi persepakbolaan yang tidak pernah beres,” jelasnya. Kendati demikian, pihaknya tak terlalu yakin dengan ancaman FIFA yang akan menjatuhkan sanksi. Dia tetap optimistis Indonesia akan selamat dari hukuman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: