Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag: APEC Dukung Keseimbangan Ekonomi Negara Maju-Berkembang

Warta Ekonomi -

WE Online, Boracay - Hasil kajian yang dilakukan Policy Support Unit (PSU) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) memberikan sinyal positif yang mendukung proposal yang Indonesia ajukan setahun silam untuk mendorong perdagangan "produk-produk pembangunan" di APEC guna menyeimbangkan kemajuan ekonomi negara maju dan berkembang. Penegasan ini disampaikan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam pertemuan Committee on Trade and Investment (CTI-2) di sela pertemuan APEC Ministers Responsible for Trade Meeting (MRT), di Pulau Boracay, Filipina, 23-24 Mei 2015.

Menurut Mendag Rachmat, Indonesia mengusulkan proposal tersebut dalam rangka mengidentifikasi gambaran korelasi perdagangan produk-produk yang dikaji dengan pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. Dari Indonesia, produk-produk tersebut yaitu karet, kelapa sawit, CPO, rotan, dan produk perikanan.

"Hal Itu dilakukan guna menjaga keseimbangan liberalisasi antara negara maju dan negara berkembang yang digagas dalam kerangka pencapaian "Bogor Goals" di APEC," ujar Rachmat, Sabtu (23/5/2015).

Terhadap proposal bertajuk "Promoting Products which Contribute to Sustainable and Inclusive Growth through Rural Development and Poverty Alleviation /Development Products (produk-produk pembangunan)" tersebut, PSU menyimpulkan bahwa ada relevansi untuk mendorong ekspansi perdagangan dari produk-produk yang dikaji melalui penurunan tarif, serta banyak produk yang berpotensi meningkat dalam perdagangan dunia dan memiliki keunggulan komparatif. Secara umum perdagangan produk pertanian memiliki korelasi yang lebih positif terhadap pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan dibanding produk industri.

Selain itu, PSU juga menyimpulkan perlunya dukungan beberapa faktor lain di luar perdagangan untuk menunjang keberhasilan pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. "Faktor tersebut yaitu kualitas dan akses kepada layanan mendasar, infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, pendidikan, pelatihan dan jasa keuangan, kondisi ketenagakerjaan, dan jaminan kesejahteraan, termasuk pengembangan rantai nilai global," ujar Mendag Rachmat.

Mendag menyambut baik hasil kajian PSU dan secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Ekonomi yang menjadi co-sponsors, yaitu Brunei Darussalam, Peru, Tiongkok, dan Vietnam. Kampanye proposal Development Products tersebut juga menjadi salah satu fokus Mendag dalam APEC MRT 2015.

Trade Policy Dialogue on Development Products

Sebagai tindak lanjut kajian PSU, Indonesia akan melaksanakan Trade Policy Dialogue (TPD) on Development Products disela pertemuan The 3rd Senior Officials Meeting and Related Meetings (SOM-3) pada Agustus mendatang, di Cebu, Filipina. Konsep agenda TPD tersebut akan disampaikan ke APEC secara intersesi pada Juni 2015.

Mendag mengharapkan dukungan lebih banyak dari Ekonomi APEC lainnya dalam penyelenggaraan TPD. Di sisa waktu yang tersisa dari periode 2015-2020, seluruh Ekonomi APEC akan mengambil langkah konkret, baik secara individu maupun kolektif guna mencapai misi utama ini.

"Kita masih menghadapi kekurangan mendasar untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu kesenjangan ekonomi di antara Ekonomi. Salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk memperbaikinya adalah melalui pekerjaan yang sistematis dan terfokus pada perluasan perdagangan produk yang berkontribusi terhadap pertumbuhan inklusif, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan pedesaan di negara berkembang," tambah Rachmat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi yang mendampingi Mendag dalam pertemuan di Boracay, mengatakan bahwa tugas delegasi Indonesia tidak hanya menyangkut isu-isu yang memiliki kepentingan ofensif. Bachrul menjelaskan, diperlukan berbagai langkah diplomasi untuk mencegah pembahasan APEC yang terlalu maju bagi liberalisasi perdagangan dan investasi di berbagai sektor.

"Sulit membendung aspirasi ekonomi-ekonomi maju maupun emerging economies yang menginginkan keterbukaan pasar yang sangat cepat. Sebab tujuan utama kerja sama APEC memang pencapaian Bogor Goals bagi perdagangan dan investasi terbuka tahun 2020 sebagaimana dirancang Presiden Seharto tahun 1994," kata Bachrul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: