Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahfud MD Tanyakan Fenomena Sarjana Jadi Terdakwa

Warta Ekonomi -

WE Online, Surabaya - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Mahfud MD menanyakan fenomena sarjana dari berbagai perguruan tinggi yang menjadi terdakwa dalam persidangan pada berbagai pengadilan.

"Akhir-akhir ini banyak sarjana yang menjadi terdakwa, termasuk dalam kasus korupsi, bagaimana menurut Anda," ujarnya dalam Debat Publik Pemilihan Rektor Universitas Airlangga (Unair) 2015-2020 di Rektorat setempat, Senin (25/5/2015).

Dalam Debat Publik yang dihadiri sejumlah tokoh dan dipandu pengusaha nasional Prof Dr (HC) Chairul Tanjung selaku anggota Majelis Wali Amanah (MWA) Unair itu, Mahfud MD melontarkan pertanyaan "keras" itu kepada Calon Rektor Unair Surabaya Prof Dr Moh Nasih MT Ak.

Tokoh yang hadir dan turut menjadi penguji antara lain mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, Ketua MA Hatta Ali, mantan Mensesneg yang juga Ketua MWA Unair Sudi Silalahi, mantan Mendikbud Mohammad Nuh, Gubernur Jatim Soekarwo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Rektor Unair Prof Fasich.

Menjawab pertanyaan itu, Calon Rektor Unair yang kini Wakil Rektor II Unair Prof Dr Moh Nasih MT Ak itu menegaskan bahwa hal itu (sarjana yang menjadi terdakwa) bersifat personalitas dan jumlahnya juga tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah akademisi yang ada.

"Namun, kami akan mengantisipasi hal itu dengan memperkuat ikatan alumni untuk saling mengingatkan sesama alumni Unair bila mengetahui ada alumni Unair yang terindikasi melakukan tindak pidana. Selain itu, kami juga siap dilapori untuk memberi 'kuliah lanjutan' kepada alumni yang terindikasi itu," katanya.

Pertanyaan "keras" juga dilontarkan Mahfud MD kepada dua kandidat lainnya yakni Dr Hj Umi Athijah MS Apt (Dekan Fakultas Farmasi Unair) tentang fenomena plagiarisme, lalu Prof dr Djoko Santoso SpPD-KGH PhD FINASIM (Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Unair) tentang jaminan "excellent with morality" (motto Unair) untuk lulusan Unair.

Senada dengan Mahfud MD, mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas melontarkan pertanyaan tentang fenomena koruptor dari dunia kampus, namun Busyro lebih menanyakan antisipasi dalam dunia pendidikan untuk menggabungkan pendidikan untuk otak dan hati.

"Kalau itu, Unair sudah mengajarkan Pendidikan Agama I dan Pendidikan Agama II. Kalau Agama I tentang pendidikan agama secara umum, sedangkan Agama II tentang implementasi agama yang terintegrasi dengan profesi, misalnya farmasi, kedokteran, ekonomi, hukum, dan sebagainya," kata calon rektor Dr Hj Umi Athijah MS Apt.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menanyakan peran serta akademisi Unair dalam melindungi masyarakat Jatim menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sedangkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanyakan tentang kemajuan Korea yang didukung riset universitas.

"Untuk MEA, kami siap membantu Pemprov meningkatkan kompetensi masyarakat dalam bidang tertentu, terutama upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Untuk kerja sama dengan Pemkot Surabaya, kami siap melakukan kerja sama riset terapan, riset komunitas, dan membuat kelurahan binaan," kata calon rektor Prof dr Djoko Santoso.

Dalam kesempatan itu, moderator Chairul Tanjung (CT) juga sempat mengkritisi visi dan misi yang dipaparkan para calon rektor, di antaranya calon rektor Prof Moh Nasih yang sempat menyinggung obsesi untuk menjadikan Unair seperti Harvard University. "Bagaimana caranya," tanya CT.

Menjawab hal itu, Prof Nasih menyatakan pihaknya akan berusaha mencapai obsesi itu dengan meningkatkan penelitian dan publikasi ilmiah. "Nantinya, kita akan atur berapa persentase untuk mengajar dan persentase untuk riset, tentu dengan insentif untuk keduanya," kata Nasih.

Tidak hanya para tokoh, CT juga memberi kesempatan kepada Presiden BEM Unair Febrian Kiswanto dan perwakilan karyawan untuk "menguji" para calon rektor. Presiden BEM menanyakan tentang perlunya revisi UKT, sedangkan perwakilan karyawan menanyakan tentang perlunya pengangkatan honorer di Unair yang cukup banyak. Lain halnya dengan Rektor Unair Prof Fasich yang menanyakan cara mengelola kemajemukan yang ada di Unair.

Setelah Debat Publik, Majelis Wali Amanah (MWA) Unair Surabaya akan menggelar rapat pleno penentuan satu dari tiga calon rektor yang diikuti seluruh anggota MWA bersama Menristekdikti M Nasir pada Jumat (29/5) sore, kemudian hasilnya diserahkan kepada Menristekdikti untuk ditetapkan secara resmi melalui keputusan pemerintah.

"Saya senang dengan visi dan misi para calon rektor Unair, karena semuanya berpijak kepada rektor sekarang untuk melakukan perbaikan dan percepatan. Artinya, proses kesinambungan dan regenerasi di Unair itu berjalan cukup baik," kata mantan Mendikbud Mohammad Nuh tentang Debat Publik Pemilihan Rektor Unair 2015-2020 itu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: