Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ISD: Nasib Petani Tembakau Memprihatinkan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Direktur Indonesia Institute for Social Development Sudibyo Markus mengatakan nasib petani tembakau masih memprihatinkan karena hidup dalam garis kemiskinan.

"Ada dua paradoks petani tembakau di Tanah Air. Pertama, petani tembakau tidak memiliki posisi tawar dan kedua hasil jerih payah petani itu dinikmati pengusaha rokok," kata Sudibyo dalam acara peluncuran buku "Petani Tembakau di Indonesia : Sebuah Paradoks Kehidupan" di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Dia menjelaskan para pengusaha rokok di Tanah Air menduduki peringkat atas orang kaya, tetapi nasib petani justru kebalikannya, bahkan hanya mendapat Rp4 juta per panen.

Petani tembakau juga mengalami permasalahan dari hulu ke hilir mulai dari biaya penanaman yang tinggi dan padat modal, resiko kesehatan akibat proses penanaman tembakau, timpangnya tata niaga yang meniagakan standar harga dan kepastian usaha, hingga resiko kerugian akibat perubahan iklim. "Seharusnya pemerintah melakukan perlindungan pada petani tembakau," jelas dia.

Perlu adanya kebijakan tata niaga tembakau untuk melindungi petani tembakau. Posisi tembakau sebagai non komoditas unggulan ditambah dengan ketiadaan kebijakan dan pengaturan dalam pengendalian tata niaga membuat pihak industri bisa semena-mena menekan petani.

Indonesia pernah menjadi pemain besar pengekspor daun tembakau pada 1989 dan 1990. Namun sejak 1993, Indonesia menjadi pengimpor tembakau keempat di dunia. "Tembakau Indonesia dicitrakan jelek dan tidak berkualitas, sehingga harus dioplos dengan tembakau impor," kata dia.

Tembakau merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Tanaman itu diperkenalkan ke wilayah Hindia Belanda bersamaan dengan kedatangan para penjajah Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman di Pantai Banten pada 1596. Bahkan pada zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch, Belanda menjadikan tanaman tembakau sebagai salah satu komunitas tanam paksa. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: