Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jabar Dorong Inovasi Kemasan Produk UMKM untuk Hadapi MEA

Warta Ekonomi -

WE Online, Bandung - Jawa Barat mendorong inovasi kemasan produk UMKM menjadi perhatian para pelaku usaha itu agar bisa bersaing pada ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Sektor industri kecil dan menengah, harus mampu bersaing dengan produk yang berasal dari luar Indonesia, terutama di bidang kemasan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar Ferry Sofwan Arif, pada kegiatan Diseminasi Pengembangan Kemasan di Balai Pengembangan Perindustrian (Bapperin) Disperindag Jabar, Kota Bandung, Selasa.

Ia menyebutkan jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak perlu risau karena 42 persen pasar ASEAN berada di Indonesia. Bila pasar dalam negeri mampu dikuasai maka Indonesia dapat bersaing di era MEA. "Kita harus optimis karena setengah pangsa pasar ASEAN berada di Indonesia," kata Ferry.

Pada kesempatan itu, ia menyebutkan produk luar negeri memiliki inovasi kemasan yang tinggi, produk makanan misalnya meski rasa kalah jauh dari produk dalam negeri namun dari sisi kemasan lebih diperhatikan. Hal itu menjadi tantangan bagi UMKM Indonesia untuk lebih meningkatkan kreativitas dan inovasi bagi pengembangan kemasan yang sudah ada. "Dalam menghadapi persaingan, yang harus ditanamkan dalam benak kita adalah jangan takut perubahan," katanya.

Menurut dia banyak UMKM yang menolak perubahan karena takut dianggap palsu. Ia mencontohkan produk minuman dari suatu daerah yang hanya dikemas dalam botol dan ditempeli label yang sangat sederhana, hanya bergambar buah dari produk minuman tersebut yang hanya dicetak dan ditempel dengan menggunakan lem.

"Dari sisi kemasan sama sekali tidak menarik. Untuk pasar lokal hal itu dapat dimaklumi tetapi untuk pasar global dapat dibayangkan apabila disandingkan dengan produk pesaing yang dikemas menarik," katanya.

Inovasi dan kreativitas di bidang kemasan sangat diperlukan. Secara global ada empat sektor penting pengguna kemasan yaitu sektor industri makanan minuman, sektor ini merupakan yang terbesar menguasai 51 persen pengguna kemasan, sektor industri rumah tangga 25 persen dan sektor industri farmasi dan kecantikan 9 persen. sedangkan dari jenis kemasan yang digunakan didominasi oleh penggunaan kalengan, gelas, keramik, logam dan alumunium 30 persen diikuti oleh kotak karton gelombang 20 persen plastik rigid/semi rigid 14 persen, flexible pack/laminating 15 persen, karton lipat 12 persen dan kertas label 9 persen.

Adapun kebutuhan penggunaan kemasan di dunia dikuasai oleh benua Asia 32 persen, Eropa 30 persen, Eropa 29 persen, Australia 5 persen dan Afrika 4 persen.

"Data itu dapat ditarik kesimpulan betapa besarnya kebutuhan dunia akan penggunaan kemasan, namun kita harus menyikapinya dengan bijak yaitu dengan berusaha menggunakan dan memanfaatkan kemasan yang ramah lingkungan," katanya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar telah memberikan fasilitasi kemasan sejak tahun 2012 kepada para UMKM yang membutuhkan. "Sampai dengan saat ini total keseluruhan yang telah dan akan difasilitasi kemasannya berjumlah 410, dan rencananya untuk tahun 2016 dialokasikan untuk memfasilitasi 150 UMKM," kata Ferry menambahkan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: