Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Dunia 'Rebound'

Warta Ekonomi -

WE Online, Singapura - Harga minyak dunia berbalik naik di perdagangan Asia, Rabu (27/5/2015), didorong perburuan harga murah menyusul penurunan tajam di sesi sebelumnya yang dipicu oleh penguatan dolar AS dan berlanjutnya kekhawatiran atas kelebihan pasokan global, kata para analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 44 sen menjadi 58,47 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Juli naik 30 sen menjadi 64,02 dolar AS per barel di perdagangan sore.

WTI jatuh 1,69 dolar AS dan Brent merosot 1,80 dolar AS pada Selasa, karena pasar di Amerika Amerika dan sebagian besar Eropa dibuka kembali setelah libur pada Senin.

Harga minyak berada di bawah tekanan karena dolar bangkit kembali, yang telah menguat menyusul ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menindaklanjuti rencana untuk menaikkan suku bunga rekor terendahnya pada tahun ini. Greenback yang semakin kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.

"Karena harga minyak mentah turun cukup tajam tadi malam, saat ini berbalik naik (rebound) karena perburuan harga murah ketika para pedagang menerkam pada harga rendah," Nicholas Teo, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan kepada AFP.

Teo mengatakan para dealer juga sedang menunggu laporan stok AS resmi terbaru yang akan dirilis pada Rabu untuk petunjuk baru tentang tingkat permintaan dan produksi di konsumen minyak mentah utama dunia. Cadangan minyak mentah kemungkinan turun 1,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Mei, menurut survei Bloomberg News.

Secara keseluruhan stok AS, yang berdiri di 482,2 juta barel, berada di tingkat tertinggi sejak 1930, menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Informasi Energi AS.

Para pedagang telah berharap bahwa pelambatan dalam produksi AS, ditambah dengan peningkatan permintaan selama musim mengemudi musim panas, bisa mengurangi penumpukan cadangan minyak mentah global yang merupakan alasan utama bagi jatuhnya harga lebih dari 50 persen antara Juni hingga Januari. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: