Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejak 2004, Industri Batu Mulia Terus Tunjukkan Tren Positif

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Industri batu mulia di Indonesia sudah mulai mendapatkan tempat di negara sendiri yang  ditandai dengan marak dan tumbuhnya masyarakat penggemar batu mulia. Bahkan, fenomena bisnis penjualan batu mulia semakin pesat sejak tahun 2014.

Kondisi ini harus terus dipertahankan sekaligus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga batu mulia asal Indonesia dapat diterima di dunia internasional. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin pada acara Peresemian Pendirian Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Lebih lanjut, Saleh mengatakan hampir semua provinsi di Indonesia memiliki sumber bahan batu mulia dan memiliki produk yang khas sesuai daerah masing-masing. "Batu mulia telah mengakar dalam budaya kita sejak dulu dengan jumlah penduduk kita yang banyak, kita memiliki pasar yang besar," katanya.

Di samping itu, batu mulia yang selalu dirangkai dengan perhiasan emas dan perak sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

"Pemakaian perhiasan yang dirangkai dengan ragam batu mulia oleh masyarakat, baik dari kalangan bawah, menengah, hingga atas, baik dari anak-anak maupun dewasa, khususnya wanita yang tidak dapat terlepas dalam kesehariannya sebagai bagian dari life style," ujarnya.

Kegiatan usaha perhiasan di Indonesia sendiri, lanjutnya, semakin berkembang. Saat ini jumlah perusahaan yang bergerak pada industri perhiasan mencapai 36.636 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 332.802 orang dengan nilai produksi sebesar Rp 11,15 triliun. "Potensi yang begitu besar ini dapat membantu industri batu mulia Indonesia terus meningkat," jelasnya.

Bahkan, dengan kondisi ekonomi dunia saat ini, tidak berpengaruh besar terhadap permintaan ekspor perhiasan di Indonesia. Itu terlihat dari nilai ekspor perhiasan dan permata sebagai komoditas yang terus memberikan nilai positif pada nilai ekspor nonmigas setiap bulannya. Pada Maret 2015 nilai ekspor perhiasan dan permata mencapai USD 538,4 juta atau meningkat sebesar 24,15% dibandingkan Februari 2015.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: